Sabtu, 20 Juni 2015

KONTEMPLASI RAMADHAN - MELURUSKAN KONSEP BULAN SUCI

KONTEMPLASI RAMADHAN-MENCOBA MELURUSKAN KONSEP BULAN SUCI

*EMPAT DIMENSI SUCI*
Memasuki bulan suci Ramadhan,diawali dengan “siraman”
mensucikan raga dengan air ( sembah raga ),sekaligus sebagai
simbol pentingnya mensucikan pikiran dan hati ( sembah kalbu ),dan
mensucikan batin ( sembah jiwa ) dari segala hal yang dapat
mengotorinya,yang membuat POLUSI dalam hati,pikiran,dan batin
kita.Dengan target utama yakni hakekat hidup yang suci ( sembah
rahsa ).
*MASA TRAINING*
Umat muslim memiliki jadwal untuk memusatkan pelatihan diri
selama sebulan.Hanya satu bulan dalam setahun.Yakni pada bulan
suci Ramadhan yang pada hakekatnya adalah saat di mana menjadi
konsentrasi pelatihan diri selama sebulan.Dengan KESADARAN
bahwa bulan suci hanyalah sebagai pemusatan PELATIHAN DIRI
DALAM BERIBADAH,justru akan bermanfaat
besar menjadikan sikap kita semakin ELING dan WASPADA,bahwa
beribadah yang sejatinya adalah dalam praktek kehidupan sehari-
hari setelah bulan Ramadhan berlalu.
*ASUMSI TERBALIK*
Boleh saja berasumsi bahwa bulan suci merupakan puncak
ibadah.Namun kenyataannya asumsi itu banyak membuat umat jadi
TERLENA.Setelah bulan suci usai, ibarat seorang napi yang baru
saja lepas dari penjara.Berbaur dalam kehidupan masyarakat,menj
alani “laku” perbuatan sehari-hari dengan cara menggasak sana-sini
apapun yang ditemui dan di ingininya.Hanya
karena sikap mentang-mentang merasa sudah bukan bulan suci
lagi,lantas dianggapnya tidak lagi menjadi sakral.Kembali
mengumbar nafsu golek menange dewe,golek butuhe dewe,golek
benere dewe.
*BULAN SUCI YANG SESUNGGUHNYA*
Bagi saya pribadi,bulan puasa tidak lain sebagai pemusatan
pelatihan diri.Saya umpamakan sebagai Gathotkaca yang ingin
mbabar jati diri harus melewati “ tapa brata ” dengan tapa kungkum
direndam di dalam panasnya kawah candradimuka terlebih
dahulu.Sang Gathotkaca tidak pernah BERHARAP PAHALA manakala
menjalani tapa kungkum (berendam diri dalam air) di dalam kawah
candradimuka yang mendidih itu.Apa yang ia harapkan hanyalah
mencapai kesadaran diri yang tinggi ( highest
consciousness ).Kesadaran yang tinggi diperlukan sebagai BEKAL
dalam menjalani perBERIBADATan yang sesungguhnya.Yakni
menjalani kehidupan habluminannas setelah bulan suci
usai.Mempraktekan hasil
latihan dan gemblengan selama sebulan merupakan hal yang lebih
utama.Tanpa adanya keberhasilan dalam mempraktekan hasil dalam
kehidupan sehari-hari selama setahun,apa yang dicapai selama
sebulan hanyalah sia-sia belaka.
*POLA PIKIR YANG ANEH*
Logika dan konsep berfikir sang Gathotkaca sangat ideal,manakala
berfikir bahwa habluminannas atau beribadah kepada sesama
manusia dan seluruh makhluk ciptaan Hyang Widhi beserta seluruh
alam semesta ini merupakan JEMBATAN utama
menuju habluminallah.Sang Gatotkaca tidak terkecoh oleh mind
set sebaliknya,bahwa habluminallah sebagai sarana mengumpulkan
pahala sebanyak-banyaknya.Umat yang merasa sudah berhasil
mengumpulkan pahala yang banyak sehingga membuat lupa
diri,timbul sikap mentang-mentang gemar
melecehkan dan menuduh orang lain sebagai kafir dan
fasikun.Kesombongan itu hanya karena dirinya sudah merasa
mendapatkan malam lailatul qadar sebanyak 7 kali (7000 bulan)
yang kurang lebih diumpamakan sebagai sembahyang selama 560
tahun.Angka pahala itu tentu sudah lebih dari cukup,malah sisa
banyak sekali jika dibanding umur manusia.Yah,Sang Gathotkaca
merasa logika demikian sebagai sebuah kejahiliahan tersembunyi
dan sangat halus,sehingga membuat sang Gathotkaca sadar diri
perlu merubah mind set yang aneh itu.
*SIKAP “aneh” si TOGOG(SEMAR)*
Sang TOGOG(SEMAR)menambah kritikan lagi,togog menganggap
aneh
kenapa jalma manusia sibuk menghitung-hitung pahala.Padahal
apa yang dilakoninya hanyalah sebagai sarana latihan atau dalam
rangka menjalani sekolah.Togog menyuruh Mbilung mawas diri dan
melakukan instropeksi mendalam.Disuruhnya Mbilung
membayangkan,seandainya kita bersekolah,bukankah harus bayar
ke
pihak pengelola sekolahan??Kenapa logikamu justru terbalik Lung???
kamu malah minta dibayar atau diupah dari pihak sekolah.Wah,bet
ul-betul aneh kamu ya…??!sergah Togog kepada Mbilung.Togog
masih menyumpah-serapahing kegoblokan Togog….,”Enggak tahu
diuntung, nggak tahu diri kamu Lung!!Pantas saja kalau orang-orang
seperti dirimu itu akan kaget manakala ajal telah menjemput...!!!
Ternyata kesibukannya menghitung-hitung pahala sewaktu hidup
tidak berguna sama sekali.Justru membuat dirimu terlena dan tidak
eling,tidak waspada Lung...Mbilung sejenak mengernyitkan dahi lalu
bergumam,”… Ya,ya,aku pikir yang aneh bukan alam pikirmu Gog
..!,melainkan pikiran kebanyakan orang seperti aku selama ini.Hati-
hati kamu lho Lung…!! sahut Petruk kanthong bolong yang tiba-tiba
nongol ingin menantang Mbilung berkelahi seperti adat kebiasaan
mereka berdua jika bertemu.Kata Petruk dengan sok tahu,“ katanya
lebih banyak umat yang akan masuk neraka.Jangan-jangan gara-
gara masalah logika pikir yang aneh seperti alam pikirannya siMb
ilung…Lantas yang bener mungkin memang alam pikirannya si
Togog.Ya,paling tidak Togog bisa berperilaku dan ambil sikap lebih
hati-hati,eling dan waspada dari pada sikap si Mbilung yang sok
PeDe,sok tahu juga,dan besar kepala merasa sudah tak nggendong
kemana-mana pahala segede rumah.
*PANDANGAN JAWANISME*
Kegiatan di bulan suci ramadhan bukanlah klimaksnya rangkaian
“peribadatan” selama 11 bulan sebelumnya.Sebaliknya,bulan Puasa
merupakan PERSIAPAN diri menuju garis start (starting
point).Preparing to the starting point.Going to the real
game.Sebaliknya di mana sebagian orang menganggap bulan
ramadhan
sebagai PEMUNCAK segala “peribadatan”.Mind set itu akan
beresiko besar membuat diri menjadi lupa,bahwa perjuangan yang
sesungguhnya baru akan dimulai.Adalah sebuah teori Gossen
dimana setelah klimaks pasti akan terjadi anti klimaks.Klimaks
merupakan posisi di mana nilai kepuasan mencapai titik jenuh.Yang
kemudian nilai kepuasan akan meluncur ke bawah bagaikan roller
coaster sebagai gerak anti klimaks menuju kehambaran dan
kehampaan lagi.Maka dalam konsep tradisi Jawa,justru klimaks
dicapai pada saat bulan arwah,atau Bulan Ruwah,satu bulan
sebelum bulan puasa.Di mana dipuncaki dengan berbagai acara
misalnya bersih bumi,ruwat bumi,meliputi bersih-bersih
desa,sungai,hutan,sawah dsb.Ada dalam rangkaian tradisi
nyadran,dengan acara menghaturkan sembah bekti dan mendoakan
kepada para arwah leluhur masing-masing dengan harapan agar
beliau-
beliau mendapat tempat kemuliaan di alam keabadian.Semua itu
dilakukan sebagai langkah konkrit mensyukuri nikmat dan anugerah
Tuhan Yang Mahakuasa serta tanda terimakasih yang sebesarnya
kepada generasi pendahulu yang telah berhasil
menjaga kelestarian alam sehingga dapat mewariskan harta karun
berupa desa,sungai,hutan,laut,alam semesta dalam keadaan yang
baik dan tidak rusak.Setelah klimaks dipuncaki pada bulan
Ruwah,bulan selanjutnya,umat mulai menata diri,mawas
diri,melakukan evaluasi dan kontemplasi atas apa yang bisa
dilakukan selama ini.Coba bandingkan dengan ulah manusia sok
suci dan sok tahu di zaman sekarang ini???adoh sungsate…!!
*BULAN UNTUK BERPESTA PORA..??*
Siapa pun orangnya yang merasa sukses menjalani gemblengan
selama bulan puasa,perasaan itu hanyalah sekedar penilaian
subyektif terhadap diri sendiri.Bahkan saya menawarkan cara paling
sederhana mengukur tingkat keberhasilan anda menjalani ibadah
bulan suci ramadhan.Timbanglah berat badan anda pada saat
memasuki bulan ramadhan.Setelah itu,timbanglah lagi pada saat
sore hari setelah lebaran hari raya Iedul Fitri.Jika berat badan anda
mengalami kenaikan,hendaknya tidak perlu GR bahwa diri telah siiip
dan sukses menjalani gemblengan diri di
bulan suci.Apakah mayoritas umat Islam di Indonesia sukses
menjalani ibadah di bulan suci..???Saya sangat meragukan...!!!Coba
anda kontemplasi sejenak,bukankah harga sembako melambung
tinggi setiap memasuki bulan suci Ramadhan dari tahun ke
tahun,bahkan mengalami kenaikan harga hingga 50%.Hebat!!!Artinya
apa semua itu??masyarakat yang sedang menjalani ibadah
puasa,justru melakukan stokisasi,penumpukan cadangan
sembako,bahkan sampai mengada-ada melebihi kebutuhan normal
sehari-hari pada bulan-bulan biasa.Tidak hanya itu saja,pelaku
puasa menuntut menu konsumsi makanan yang jauh lebih mewah
dibanding hari-hari biasa.Sehingga permintaan kebutuhan sembako
meningkat tajam,sementara jumlah barang tetap atau jika ada
tambahan stok pun tidak signifikan dengan kenaikan permintaan
barang-barang sembako,sehingga mengakibatkan
lonjakan harga yang relatif besar.Apakah dengan kondisi
demikian,anda masih tidak merasa malu mengatakan,”…. kita baru
prihatin,kita sedang latihan mengendalikan nafsu,kita sedang
menjalani ibadah suci !!.Apakah kesucian identik dengan
pemborosan dan kemewahan yang berlebihan..???Marilah kita rubah
MIND SET “hebat” tersebut dengan meningkatkan kesadaran jati
diri,eling dan waspada.Mungkin fenomena itu
merupakan gambaran perilaku massal sok suci,sok soleh solikhah
yang menjangkiti umat tanpa disadari.Adalah kenyataan,bahwa
bulan ramadhan merupakan bulan berpesta,bahkan seolah bulan
di mana umat mendapat legitimasi untuk berbuat secara
berlebihan...Rahayu Sagung Dumadi
(Olah Kepribadian Agoeng Deworuci,Sabtu Kliwon 20 Juni 2015)

Minggu, 19 April 2015

" WIRID PURBA JATI (mengenali jati diri) - Hakekat Neng Ning Nung Nang "

"WIRID PURBA JATI (MENGENALI JATI DIRI) Hakekat Neng,Ning,Nung,Nang"

Siapa sejatinya diri kita sebagai manusia? Pertanyaan ini sederhana,dapat dikemukakan jawaban paling sederhana,maupun jawaban yang lebih rumit dan rinci.Jawaban masing-masing
orang tidak bisa diukur secara benar-salah.Cara menjawab siapa diri manusia hanya akan mencerminkan tingkat pemahaman seseorang terhadap kesejatian Tuhan.Hal ini sangat
dipermaklumkan karena berkenaan dengan eksistensi Tuhan sendiri yang begitu penuh dengan misteri besar.Upaya manusia mengenali Sang Pencipta,ibarat jarum yang menyusup ke dalam
samudra dunia.Yang hanya mengerti atas apa yang bersentuhan dengannya.Itupun belum tentu benar dan tepat dalam
mendefinisikan.Tuhan memang lebih dari Maha Besar.Sedangkan manusia hanya selembut molekul garam.Begitulah jika
diperbandingkan antara Tuhan dengan makhlukNya.Namun begitu kiranya lebih baik mengerti dan memahamiNya sekalipun hanya sedikit dan kurang berarti,ketimbang tidak sama sekali.

Secara garis besar dalam diri manusia memiliki dua unsur entitas yang sangat berbeda.Dalam pandangan ekstrim dikatakan dua unsur pembentuk manusia saling bertentangan satu sama lainnya.Tetapi kedua unsur tidak dapat dipisahkan,karena keduanya sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan.Terpisahnya di antara kedua unsur pembentuk manusia akan
merubah eksistensi ke-manusia-an itu sendiri.Yakni di satu sisi terjadi kerusakan/pembusukan dan di sisi lain keabadian.Umpama batu-baterai yang memiliki dua dimensi berbeda yakni
fisiknya dan energinya.Kedua dimensi itu menyatu menjadi eksistensi batu-baterai berikut fungsinya.Dua unsur dalam
manusia yakni; immaterial dan material,metafisik dan fisik,roh dan jasad,rohani dan jasmani,unsur Tuhan dan unsur bumi (unsur gaib dan unsur wadag).Marilah kita urai satu persatu kedua unsur pembentuk eksistensi manusia tersebut.

1.Unsur Bumi
Jasad manusia wujudnya disusun berdasarkan unsur-unsur material bumi (air,tanah,udara,api).Unsur air dan tanah dalam tubuh terurai secara alami melalui proses ilmiah ( rumus ilmu pengetahuan manusia ) dan rumus alamiah ( yang sudah berproses melalui rumus-rumus buatan Tuhan).Unsur tanah dan air yang
sudah berproses akan berubah bentuk dan wujudnya sebagai bahan baku utama jasad yang terdiri dari empat unsur yakni;daging,tulang,sungsum dan darah.Sedangkan unsur udara akan
berproses menjadi kegiatan bernafas,lalu berubah menjadi molekul oksigen dalam darah dan sel-sel tubuh.Unsur api akan
menjadi alat pembakaran dalam proses produksi jasad,tenaga,energi magnetis,dan semua energi yang terlibat dalam memproses atau mengolah unsur tanah dan air menjadi bahan baku jasad.Jasad wadag menurut istilah barat sebagai body atau corpus,merupakan wadah atau bungkus unsur Tuhan dalam diri manusia.Unsur wadah tidak bersifat langgeng ( baqa’ ),sebab unsur wadah terdiri dari bahan baku bumi,maka ia terkena rumus mengalami kerusakan sebagaimana rumus bumi.Unsur Tuhan
Sebaliknya,unsur Tuhan bersifat kekal abadi tidak terjadi rumus kerusakan.Unsur Tuhan (Zat Tuhan) dalam tubuh manusia diwakili oleh metafisik manusia yakni unsur roh ( spirit atau spiritus ).Roh merupakan derivasi unsur Tuhan yang paling paling akhir dan paling erat dengan bahan baku metafisik manusia.Dan spirit diartikan sebagai
roh,ruh atau sukma.Roh bersifat suci (roh kudus/ruhul kuddus ),tidak tercemar oleh “polusi” dan kelemahan-kelemahan duniawi.Karakter roh adalah berkiblat atau berorientasi kepada martabat
kesucian Tuhan.Arti kata roh sangat berbeda dengan entitas jiwa ( soul ),hawa atau nafas ( nafs ),animus atau anemos (Yunani),dalam bahasa Jawa apa yang lazim disebut nyawa.Sekalipun berbeda istilah,tetapi memiliki makna yang nyaris sama.Pertemuan Unsur Bumi dan Unsur Tuhan Dalam tubuh manusia terdiri atas dua unsur besar yakni unsur bumi dan unsur Tuhan.Di antara kedua unsur tersebut terdapat “bahan penyambung”, dalam literatur barat disebut soul
atau jiwa (yang ini terasa kurang pas),Islam;nafs,Yunani;anemos,dan dalam bahasa Indonesia;hawa,Jawa;nyawa ( badan
alus ).Hawa,jiwa,anemos,soul,atau nyawa merupakan satu entitas yang kira-kira tidak berbeda maknanya,berfungsi sebagai media persentuhan atau “lem perekat” antara roh ( spirit ) dengan
jasad ( body / corpus ).Hawa,nafs,anemos,soul,jiwa,nyawa bermakna sesuatu yang hidup (bernafas) yang ditiupkan ke dalam corpus (wadah atau bungkus).Dalam khasanah hermeneutika dan bahasa yang ada di
nusantara tampak simpang siur dan tumpang tindih dalam memaknai jiwa,sukma,roh,dan nyawa.Ini sekaligus
membuktikan bahwa memahami unsur Tuhan dalam diri manusia memang tidak sederhana dan semudah yang disebutkan.Karena obyeknya bersifat gaib,bukan obyek material.Cara pandang dan penafsiran dari sisi yang berbeda-beda,menimbulkan konsekuensi
beragamnya makna yang kadang justru saling kontradiktif.Dengan alasan tersebut akan saya coba paparkan lebih jelas pemetaan tentang jiwa atau hawa dari sudut pandang budi-daya yang
diperoleh melalui berbagai pengalaman obyek metafisika,dan intuisi,agar lebih netral dan mudah dipahami oleh siapa saja tanpa membedakan latar belakang agama.Dengan asumsi tersebut diperlukan perspektif yang sederhana namun mudah dipahami.Saya akan memaparkan melalui perspektif Javanisme atau kejawen,dengan cara penulisan yang sederhana dan
“ membumi ”.

*Hubungan Unsur Tuhan dengan Unsur Bumi Dalam Laku Prihatin

Setiap bayi lahir memiliki tingkat kesucian yang dapat diumpamakan sebagai kertas putih bersih.Kesucian berada dalam wahana nafs atau hawa yang masih bersih belum tercemar oleh
“polusi” keduniawian.Hawa/nyawa/nafs diuji bolak-balik di antara dua kutub;yakni kutub jasmaniah yang berpusat di jasad ( corpus ) dan kutub ruhaniyah yang berpusat pada roh ( spirit ).Unsur roh
bersifat suci dan tidak tersentuh oleh kelemahan-kelemahan material duniawi (dosa).Roh suci sebagai “ utusan ” Tuhan dalam diri manusia yang dapat membawa ketetapan/pedoman hidup.Sehingga roh dapat berperan sebagai obor yang memancarkan
cahaya ( spektrum ) kebenaran dari Tuhan.Dalam perspektif Jawa roh suci (utusan Tuhan) tidak lain adalah apa yang disebut sebagai Guru Sejati.Guru Sejati tampil sebagai juru nasehat untuk
hawa,jiwa atau nafs .

*Hawa Nafsu ; Ibarat Satu Keping Mata Uang

Hawa ( nafs ) atau jiwa yang tunduk kepada roh suci ( guru sejati ) akan menghasilkan hawa ( nafs ) yang disebut nafsu positif –meminjam istilah Arab— sebagai an-nafs al-muthmainah.Sebaliknya jiwa atau hawa yang tunduk pada keinginan jasad
disebut sebagai nafsu negatif.Nafsu negatif terdiri tiga macam;nafsu lauwamah (kepuasan biologis;
makan,minum,tidur dst),nafsu amarah (amarah/angkara murka),dan nafsu sufiyah (mengejar kenikmatan psikis;contohnya seks,sombong,narsism,gemar dipuji-puji).Hawa memiliki dua kutub nafsu yang bertentangan ibarat satu keping mata uang yang memiliki dua sisi.Akan tetapi kedua sisi tidak dapat dipisahkan atau dilihat secara berbarengan. Apabila kita ingin menampilkan gambar angka,maka letakkan nilai nominal di sisi atas,sebaliknya jika kita berkehendak
melihat gambar burung kita letakkan gambar angka di bawah.Apabila seseorang mengaku bisa melihat kedua sisi satu keping mata uang dalam waktu yang sama,maka seseorang dikatakan
berjiwa munafik alias kehidupan yang palsu hanya berdasarkan pengaku-akuan bohong.

*Manusia Bebas Memilih

Pada setiap bayi lahir,Tuhan telah menciptakan hawa dalam keadaan putih/suci.Manusia memiliki kebebasan menentukan apakah hawa nafsunya akan berkiblat kepada kesucian yang bersumber pada roh suci ( ruhul kuddus ),atau sebaliknya ingin berkiblat kepada kemungkaran jasad/raga (unsur
duniawi).Apabila seseorang berkiblat pada kemungkaran akan menjadi seteru Tuhan dan memiliki konsekuensi (dosa/karma/hukuman) yang akan dirasakan kelak setelah menemui ajal
(akhirat),bisa juga dirasakan sewaktu masih hidup di dunia.Maka peranan semua agama yang ada di muka bumi adalah pendidikan yang ditujukan kepada hawa/nafs/jiwa manusia agar selalu
berkiblat kepada rumus Tuhan atau qodratullah.Sumber dari ilmu
dan “rumus Tuhan” ( qodratullah ) bisa kita temukan dalam “perpustakaan” atau gudang ilmu yang terdekat dengan diri kita,yakni roh suci (Ruhul-Kuddus/Guru-Sejati/Sukma-Sejati/Rahsa-Sejati).Kadang kala Tuhan Maha Pemurah menganugerahkan
seseorang untuk mendapat “bocoran soal” akan rahasia “ilmu Tuhan” melalui pintu hati ( qalb ) yang di sinari oleh cahyo sejati (nurullah).Yang lazim disebut sebagai ungkapan dari (hati)
nurani.Petunjuk dari Tuhan ini diartikan sebagai wirayat,wahyu,risalah,sasmita gaib,ilham,wisik dan sebagainya.

*Laku Prihatin adalah Jihad Sejati

“Penundukan” roh terhadap hawa nafsu negatif adalah penundukkan terhadap segala yang berhubungan dengan material (syahwat) atau kenikmatan ragawi.Dengan kata lain yakni
penundukan unsur “Tuhan” terhadap unsur bumi.Dalam ilmu Jawa dikatakan sebagai jiwa yang tunduk pada kareping rahsa/rasa sejati (kehendak Guru Sejati/kehendak Tuhan),serta meredam rahsaning karep (kemauan hawa nafsu negatif).Segenap upaya yang mendukung proses “ penundukan ” unsur Tuhan
terhadap unsur bumi dalam khasanah Jawa disebut sebagai laku prihatin.Dengan laku prihatin,seseorang berharap jiwanya tidak dikendalikan oleh keinginan jasad.Maka di dalam khasanah
spiritual Kejawen,laku prihatin merupakan syarat utama yang harus dilakukan seseorang menggapai tingkatan spiritualitas sejati.Seperti ditegaskan dalam serat Wedhatama (Jawa;Wredhotomo ) karya KGPAA Mangkunegoro IV;bahwa ngelmu iku
kalakone kanthi laku.Laku prihatin dalam istilah Arab sebagai aqabah,yakni jalan terjal mendaki dan sulit,karena seseorang
yang menjalani laku prihatin harus membebaskan diri dari perbudakan syahwat dan hawa nafsu yang negatif.Di mana ia sebagai sumber kenikmatan keduniawian.Maka apa yang disebut
sebagai Jihad yang sesungguhnya adalah perang tanding di medan perang dalam kalbu antara nafsu positif melawan nafsu negatif.Disebut kemenangan dalam berjihad apabila seseorang telah berhasil “ meledakkan bom” di pusat kekuasaan setan ( hawa nafsu negatif) dalam hati
kita. “Bahan peledaknya” bernama laku prihatin dan olah batin ( wara’ dan amar ma’ruf nahi munkar ).

*Target Utama dalam “Berjihad” ( Laku Prihatin )

Perjalanan spiritual dalam bentuk laku prihatin,mempunyai target membentuk hawa nafsu positif atau nafsul muthmainnah.Karena si nafs atau hawa tersebut telah stabil dalam koridor
rumus Tuhan ( qodrat atau qudrah diri) atau dalam bahasa sansekerta lazimnya disebut sebagai swadharma.Roh yang
berada pada tataran pencapaian ini,dalam bahasa Ibrani,ruh disebut sebagai syekinah yang diturunkan ke dalam kalbu dan berhasil merebut ( amr) kebaikan ( ma’ruf ).Jika hawa tidak berdaya karena kuatnya arus nafsu negatif yang dimasukkan jasad lewat
pintu panca indera,maka kepribadian manusia dikuasai oleh “milisi” kekuatan batin yang oleh Freud diberi nama ego Ego cenderung berkiblat pada jasad (duniawi).Maka sudah menjadi tugas hawa (id) untuk membangkang dari keinginan ego agar supaya membelot kepada kekuatan hawa positif (super ego).Hasilnya maka manusia dapat dikendalikan sesuai dengan kodrat
dirinya sebagai khalifah Tuhan.Jadilah manusia yang tetap berada pada orbitNya (qodrat/rumus Tuhan),yakni apa yang dimaksud menjadi titah jalma menungsa kang sejati,yaiku nggayuh
kasampurnaning gesang,(untuk meraih) sastra jendra hayuningrat pangruwating diyu.Sangat terasa bahwa Tuhan sungguh lebih dari Maha Adil,setiap manusia tanpa kecuali dapat menemukan Tuhan melalui pintu nafs,jiwa,atau hawanya masing-masing,karena Tuhan telah membekali jiwa manusia akan kemampuan menangkap sinyal-sinyal suci dari Hyang Mahasuci.Sinyal suci yang diletakkan di
dalam rahsa sejati ( sirullah) dan roh sejati ( ruhullah ).Sudah merupakan rumus (Tuhan),apabila seseorang dapat meraih dharma -nya atau kodrat -dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan,maka kehidupannya akan selalu menemui kemudahan.Sebaliknya hawa nafsu negatif ( setan ) senantiasa menggoda hawa/nafs manusia agar supaya hawanya berkiblat kepada unsur bumi.

*Menjadi Pribadi yang Menang

Sepanjang hidup manusia selalu berada di dalam arena peperangan “Baratayudha/Brontoyudho” (jihad) antara kekuatan nafsu positif (Pendawa Lima) melawan nafsu negatif ( 100 pasukan Kurawa ).Perang berlangsung di medan perang yang bernama
“ Padang Kurusetra ” (Kalbu).Peperangan yang paling berat dan merupakan sejatinya perang ( jihad fi sabilillah ) atau perang di jalan kebenaran.Kemenangan Pendawa Lima diraih tidak mudah.Dan
sekalipun kalah pasukan Kurawa 100 selamanya sulit dibrantas tuntas hingga musnah.Maknanya sekalipun hawa nafsu positif telah diraih,artinya hawa nafsu negatif ( setan ) akan selalu mengincar kapan saja si hawa lengah.Kejawen mengajarkan berbagai macam cara untuk memenangkan peperangan besar
tersebut.Di antaranya dengan laku prihatin untuk meraih kemenangan melalui empat tahapan yang harus dilaksanakan secara tuntas.Empat tahapan tersebut dikiaskan ke dalam nada suara salah satu instrumen Gamelan Jawa yang dinamakan Kempul
atau Kenong dan Bonang yang menimbulkan bunyi; Neng, Ning,
Nung, Nang:
1. Neng; artinya jumeneng,berdiri,sadar atau bangun untuk melakukan tirakat,semedi,maladihening,
atau mesu budi.Konsentrasi untuk membangkitkan kesadaran batin,serta
mematikan kesadaran jasad sebagai upaya menangkap dan menyelaraskan diri dalam frekuensi gelombang Tuhan.

2. Ning; artinya dalam jumeneng kita mengheningkan daya cipta (akal-budi) agar menyambung dengan daya rasa-
sejati yang menjadi sumber cahaya nan suci.Tersambungnya antara cipta dengan rahsa akan membangun keadaan yang wening.Dalam keadaan “mati raga” kita menciptakan keadaan batin (hawa/jiwa/ nafs )yang hening,khusuk,bagai di alam “awang-uwung” namun jiwa tetap terjaga dalam kesadaran batiniah.Sehingga kita dapat menangkap sinyal gaib dari sukma
sejati .

3. Nung; artinya kesinungan.Bagi siapapun yang melakukan Neng,lalu berhasil menciptakan Ning,maka
akan kesinungan (terpilih dan pinilih) untuk mendapatkan anugrah agung dari Tuhan Yang Mahasuci.Dalam Nung
yang sejati,akan datang cahaya Hyang Mahasuci melalui rahsa lalu ditangkap roh atau sukma sejati,diteruskan
kepada jiwa,untuk diolah oleh jasad yang suci menjadi manifestasi perilaku utama ( lakutama ).Perilakunya selalu konstruktif dan hidupnya selalu bermanfaat untuk orang banyak.

4. Nang; artinya menang ; orang yang terpilih dan pinilih ( kesinungan ),akan selalu terjaga amal perbuatan baiknya,sehingga amal perbuatan baik yang tak terhitung lagi akan menjadi benteng untuk diri sendiri.Ini merupakan buah kemenangan dalam laku prihatin.Kemenangan yang berupa anugrah,kenikmatan,dalam segala bentuknya serta meraih kehidupan sejati,kehidupan yang dapat memberi manfaat (rahmat) untuk seluruh makhluk serta alam semesta.Seseorang akan
meraih kehidupan sejati,selalu kecukupan,tentram lahir batin,tak bisa dicelakai orang lain,serta selalu
menemukan keberuntungan dalam hidup ( meraih ngelmu beja ).

NENG adalah SYARIATnya...NING adalah TAREKATnya...NUNG adalah HAKEKATnya...NANG adalah MAKRIFATnya..........Ujung dari empat tahap tersebut adalah kodrat (sastrajendra hayuningrat pangruwating
diyu ).....

Olah Kepribadian Agoeng Deworuci,Senin Wage 20/04/2015)

Kamis, 26 Maret 2015

SHALAT/DZIKIR KHUSYU' atau HIDUP KHUSYU'...??? "

" SHALAT/DZIKIR KHUSYU' atau HIDUP KHUSYU'...??? "

"Mintalah pertolongan kepada ALLAH dengan sholat dan sabar,sesungguhnya yang demikian itu sangat berat kecuali bagi orang yang khusuk.Yaitu yang meyakini (telah dan akan) /selalu bertemu dengan Rabbnya (Penguasa Alam Semesta) dan mereka yang menjadikan ALLAH sebagai rujukan setiap hal" ( QS. Al – Baqarah 45 – 46 )

Khusuk adalah atribut yang melekat pada kehidupan(sholat dan sabar merupakan bagian dari kehidupan).Orang yang hidupnya khusuk akan senantiasa
memelihara perjumpaan dirinya dengan ALLAH,selalu memfokuskan diri kepada ALLAH,selalu mematuhi perintah ALLAH.Sebelum dan sesudah melakukan aktivitas selalu membaca doa dan menyadari sepenuhnya bahwa segenap tindak laku adalah perintah ALLAH.Sangat logis sekali jika orang yang hidup khusuk,sholat dan sabar bukan sesuatu yang memberatkan.Sia-sia jika kita berharap sholat khusuk tapi dalam hidup keseharian tidak khusuk
(cenderung permisif-serba boleh ,profan-terlalu bersifat duniawi,kering dari nilai-nilai & memperturutkan hawa nafsu).

Emangnya SHOLAT KHUSUK yang berupa gerakan berdiri,rukuk,sujud dan duduk takhiyat dan beberapa teknik yang kita kejar-kejar dan kita cari cari selama ini bisa menghantarkan kita untuk sampai ( Manunggal ) kepada Tuhan tanpa dibarengi AKSI,TINDAKAN dan PERBUATAN untuk ” Hamemayu Hayuning Bawono…??”.

Manusia sebagai HAMBA,ABDI,BATUR,JONGOS nya Tuhan harus memahami keberadaan kita akan MAKNA predikat sebagai ABDI.Jika tidak maka pergulatan,pencarian dan pemelukan manusia terhadap sebuah Agama berikut perintah ibadah yang ada di dalamnya hanya akan berhenti dan mandeg pada ” stasiun AKAL dan PIKIRAN ” ....paling banter yah,dalam
kapasitas ANGAN-ANGAN dan MIMPI.Jadi jangan “ Nggondhok,Mangkel dan Kecewa “ kalau serentetan ibadah ritual yang kita lakukan tak lebih dari sekedar SESEMBAHAN terhadap PIKIRAN,BUDI dan ANGAN-ANGAN kita semata,bukannya sesembahan yang sesungguhnya kepada sang Hyang Moho Tunggal.Untuk bahan perenungan dan mengetahui lebih jauh tentang pemahaman MAKNA menyembah ( sholat ) mari kita cermati sebuah konsep sesembahan dalam PUPUH Khazanah Jawa berikut ini :

Utamaning sariro puniko,…
Angaweruhono jatining salat,…
Sembah lawan pujine,…
Jatining salat iku Dudu Isa’ tuwin Maghrib,…
Sembahyang arane wenange puniku,…
Lamun aranono salat pan minongko kembangane salat,…
Ing aran toto kromo, …
Endi kang aran sembah sejati,…
Ojo manembah yen tan ketingalan,…
Temahe kasor kulane,…
Yen siro nora weruh Kang sinembah ing ndonya iki kadi anulup
kaga, …
Punglune den sawur manu-e mongso keno-o,…
Awekoso amangeran adam sarpin ,…
Sembahe siyo-siyo,…

Unggulnya diri itu Mengetahui hakekat sholat
Sembah dan pujian
Salat yang sebenarnya bukan mengerjakan salat Isa’ dan Maghrib
Itu namanya sembahyang
Apabila disebut salat,maka itu hanyalah hiasan dari salat da'im
Yang dinamakan TATA KRAMA
Manakah yang disebut salat yang sesungguhnya itu
Jangan menyembah bila tidak tahu yang disembah
Akibatnya akan direndahkan MARTABAT HIDUPMU
Apabila engkau ingin mengetahui yang disembah di dunia ini
Engkau seperti menyumpit burung
Pelurunya disebar kemana-mana tapi tidak ada satupun yang mengenai burungnya
Akhirnya cuma menyembah ANGAN-ANGAN
Penyembahan yang sia-sia tiada berguna

Sebagai manusia kita sudah semestinya harus memahami TUJUAN HIDUP ( Paraning Dumadi ) kita.Untuk mengetahui Tujuan hidup kita harus mengetahui EKSISTENSI kita,karena
eksistensi manusia tak akan bisa lepas daripada Tujuan hidup itu sendiri.Cuman permasalahannya adalah kita-kita ini juga gak inget mengapa kita harus hidup di dunia ini,hik..hik…adakah diantara saudara-saudaraku yang inget…?? Kita tidak ingat,mengapa kita ini harus hidup yah…mengapa kita sekarang ini ada
di sini..?? Jadi sangat wajar,lumrah,rasional dan logis kalau kita
sama-sama gak tahu tentang TUJUAN HIDUP kita he..he..Makanya dalam setiap ritual Sholat ada permohonan kepada Tuhan untuk ditunjukkan kepada JALAN LURUS yah gak..yah gak…??. Artinya apa..?? Kita ini manusia yang sama-sama TERSESATNYA….!! Maka saya kadang GELI,Mesam-mesem,kadang malahan TERPINGKAL-PINGKAL kalau ada
kelompok/golongan keyakinan tertentu beraninya memfonis orang lain SESAT,KAFIR,MUSYRIK….halah..halah…apa yah gak sadar toh kalau sendirinya tuh sebagai manusia yang sama-sama masih
TERSESATNYA di dunia ini..?? Amat banyak loh diantara kita ini yang mencari-cari TUJUAN HIDUP dari teks book Kitab Suci dan Hadis sebagai rujukannya.Yah..yah…mungkin saja kita bisa menemukannya disana.Namun yang LUCUNYA lah wong kita ini mau pingin menemukan TUJUAN HIDUP sendiri kok informasinya diperoleh dari luar DIRI.Ini kan sama saja dengan anak kecil yang ingin mengetahui namanya sendiri dan bertanya kepada orang yg gak dia kenal.Jika kita mau menelusuri Khasanah Jawa ( maaf karena saya orang Jawa ) ternyata tujuan hidup manusia takkan lepas dari apa yang dinamakan SELAMET.Terlepas dari berbagai dalil-dalil atau bahkan kata-kata FALSAFAH,hidup SELAMET adalah tujuan manusia.Yah kata orang Islam di Arab sono ” Khasanah Fiddunya wal Akhirat ” alias SELAMET di dunia dan Akherat serta terbebas dari API
NERAKA…!!.
Jika kita telisik lebih dalam makna SELAMET adalah AMAN,NYAMAN tak ada gangguan apa-apa,tidak menderita
dalam hidup ini,juga tidak mengalami KERUGIAN…!!Selamet juga memiliki makna ” WIDODO ” yaitu selamat dimana
saja,kapan saja selamanya.Suatu keselamatan yang TERBEBAS dari ruang dan waktu.Adalagi konsep RAHAYU yang masih digunakan sampai sekarang ini.Dalam konsep RAHAYU ini terkandung KEBENARAN,KEBAIKAN,KEBAJIKAN,KESELAMATAN dan KETEPATAN.Jadi
kehidupan yang RAHAYU dalam konsep Jawa adalah hidup yang ” Toto,Titi,Temtrem,Kerto,Raharjo ” ( teratur,tertib,nyaman,sejahtera dan sehat ) yang penuh kebajikan.Jadi tujuan hidup manusia adalah menempuh perjalanan.Berjalan kemana..?? Yah menuju HIDUP SEJATI…apa itu…? Hidup yang RAHAYU dan SELAMAT.Dan terlepas dari berbagai penafsiran tentang apa itu SELAMAT.Yang jelas selamat BUKAN ANGAN-ANGAN,HAYALAN atau sekedar kepercayaan.Selamat itu REALITAS..dan bukan CARITAS…!!,ia adalah keadaan atau kenyataan dalam hidup ini.Jika sekarang kita yang hidup di
negeri ini tidak merasakan RAHAYU itu menandakan masih banyak orang yang belum SELAMAT.

Hidup itu bersifat baru yang dilengkapi oleh adanya “ Panca indra “ yang sekaligus merupakan barang pinjaman dari Gusti Kang Hakaryo Jagad.Jikalau barang tersebut telah diminta kembali oleh si Empu-Nya,apa yang bisa kita perbuat…?? semua akan berubah menjadi tanah dan membusuk,hancur lebur dan
bersifat NAJIS .Oleh karena itu Panca indra TIDAK DAPAT kita pakai dan kita gunakan sebagai PEDOMAN dalam menjalani HIDUP….!!

Nafs,Budi,Pikiran,Angan-angan dan Kesadaran adalah satu wujud dengan Akal yang dapat menjadikan kita GILA,SEDIH,BINGUNG,TAMAK,RAKUS dan sering kali tidak JUJUR.Karena AKAL itu pula yang dalam siang dan malam sering mengajak kita IRI,DENGKI terhadap sesama demi kebahagiaan diri sendiri,bahkan tak jarang merusak kebahagiaan orang lain demi ISI PERUT.Dengki menyebabkan seseorang berbuat jahat,menimbulkan kesombongan.Dan,sering pula menyebabkan jatuh dalam lembah KENISTAAN.Yang pada gilirannya akan MENODAI nama dan citra Manusia itu sendiri.Jalan hidup manusia yang harus dilalui adalah jalan HATI ( batin ).Batin yang bisa mencapai KEBENARAN.Hati yang demikian haruslah terbebas dari berbagai penyakit atau kotoran.Tanpa pamrih dalam bertindak,tidak dengki dan mendengki.Hati yang pemaaf.Sombong….telah jauh-jauh hari sudah ditinggalkan.Jika hati sudah lurus itu akan tercermin dalam perilakunya,tercermin dalam tutur kata dan terefleksi dalam aura wajahnya.Terpantul dalam suara ketika berbicara.Dalam kondisi hati yang jernih seseorang akan dapat melihat jalan hidup yang harus dilaluinya.Inilah barangkali CERMINAN sekaligus
PENGEJAHWANTAHAN perilaku dari pada Hidup KHUSU’.Jadi…mana yang bernilai…?? Shalat/Dzikir Khusu’ atau Hidup Khusu’…??? Terserah masing-masing anda menilai dan menjalaninya.............

Maksud hati yang sudah sampai pada Kebenaran,Kotoran yang telah sirna dari Jasad,Mencegah segala keburukan,Bagaikan tubuh yang Jelita,Yang demikian itu jika telah sampai pada luar dan dalamnya,Akhirnya seimbang,Bersih,jernih,tanpa campuran,Akhirnya dapat dikatakan,Lenyap sudah sifat AWAM manusianya...............

(Olah Kepribadian Agoeng Deworuci Malem Jum'at Kliwon 26/03/2015)

Kamis, 19 Maret 2015

Agama Yang Salah Ataukah Manusianya...???

" Agama yg Salah Ataukah Manusianya "

Jika sering terdengar/terlihat berita-berita atau kejadian yang rada-rada memancing naiknya adrenalin luapan emosi ”kebencian”,khususnya bagi kita-kita yang beragama dengan label formal tertentu,karena berita atau kejadian tersebut sangat kental sekali nuansanya telah didominasi oleh ”ego dan emosionalnya ” sehingga nuansanya menjadi subyektif ketimbang dominasi ”nurani ” dan penuh ”provokasi” berusaha mencari “keburukan” dan menanamkan kebencian kepada orang lain( bangsa dan agama lain )dan bahkan didalam lingkup agama itu sendiri.Kalaulah bisa mungkin saya sebut begitu.Secara definisi agama yang saya jiplak ( dari Wikipedia saya kutip sebagai berikut ) : Kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “a”
yang berarti tidak dan “gama” yang berarti kacau.Secara entomologis,agama berarti situasi yang tidak kacau.Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin dan berasal dari kata kerja “re-ligare” yang
berarti “mengikat kembali”.Maksudnya dengan berreligi,seseorang akan berusaha mengikat kembali dirinya kepada Tuhan.Kalau boleh saya berpendapat bahwa agama itu suatu tuntunan hidup dalam peradaban manusia sebagai hamba dari Tuhannya.Hal itu bisa saja berupa ” Kepercayaan ataupun Keyakinan ” dengan tujuan agar manusia tetap berjalan dalam KEBAIKAN dan
KEBAJIKAN diantara satu dengan yang lainnya,antara manusia dengan binatang dan antara manusia dengan alam.Dari mana tuntunan itu diperoleh? Dari orang-orang yang berusaha mendapatkan hubungan dengan Tuhannya hingga mendapatkan petunjuk yang diyakininya sebagai jalan menuju kebenaran,yaitu
jalan menuju Tuhan.Merekalah para nabi atau rasul atau mungkin ada istilah lain untuk menyebutkan orang-orang
semacam ini.Para penyampai agama ( petunjuk ) ini semula tidak memasang “merk” suatu komunitas atau kelompok tertentu yang membedakan mereka dari orang lain.Mereka hanya menyampaikan suatu ajaran dan para pengikutnya yang kemudian hari setelah jumlahnya menjadi banyak membentuk kelompok tertentu yang populer akhirnya dengan sebutan agama A,agama B,Yayasan X atau Yayasan Z,dsb...yang pada dasarnya adalah SIMBOL-SIMBOL semata agar mudah diketahui dan dikenang.Jadi sifat tak lebih dari sekedar hanya sebagai identitas belaka.Tuntunan yang disampaikan oleh para pembawa agama
( petunjuk ) semuanya membawa kepada KEBAIKAN dan KEBAJIKAN,namun karena perbedaan ” label formalitas ” dan
dalam kegiatan ” ritual ” serta visi pemahaman agama dan adanya
berbagai macam kepentingan kelompok dan golonganlah yang membuat para pengikutnya ditambah oleh hasutan iblislah yang menjadikan “bertentangan” , dan menganggap mereka yang tidak
seagama,tidak sejalan,tidak seiman,tidak sealiran,disebut “kafir” yang harus dimusuhi dan kalau bisa diberangus dari muka bumi ini.Sehingga esensi dari agama itu sendiri menjadi ” bias,kabur ”
dan terlupakan inti sari patinya,karena disibukkan dengan usaha menonjolkan kebenaran kelompok dan golongan tentang konsep pemahaman masing-masing guna menarik pengikut sebanyak-
banyaknya tanpa memperdulikan tujuan inti saripati semula dari agama tersebut yang nota bene ” kebenarannya ” masih sangat relatif atau mungkin malah tidak pasti kebenaran dan kenyataannya….!!!Pertikaian pemahaman dan keyakinan rasanya sudah lama terjadi ketika awal mula didengungkan
penyebarannya,bukan hanya terjadi antar kelompok pemeluk agama,tetapi di dalam kelompok pemeluk agama itu sendiri juga
terjadi perpecahan,keributan yang tak jarang sampai terjadi pertumpahan darah.Apakah yang menjadi penyebabnya….???? ya
…. sama …. dari awal mula adanya label formalitas agama hingga kini,karena berebut predikat status ” KLAIM KEBENARAN ” merasa diri dan kelompoknyalah yang paling benar…..!!!!. He..he…manusia ( kelompok ) yang demikian ini sesungguhnya telah menjadi
korban akibat ” ketidak tepatan ” dalam mengkonsumsi dan memahami makna sebuah AGAMA,makna AJARAN dan makna sebuah teks book Kitab Suci yang terlanjur dipercayainya melebihi
kepercayaannya terhadap adanya Tuhan itu sendiri.Secara tidak sengaja dan tak sadar kita telah TERJEREMBAB JATUH pada suatu kehidupan dengan POLA PENGKULTUSAN….!! bahwa
AGAMA,SYARIAT,THAREQAT,HAKEKAT dan MAKRIFAT serta teks book Kitab Suci bahkan seorang Guru Pembimbingpun
( Mursyid ) telah kita JADIKAN TUHAN…..!!. Lho…lho…masak ada manusia jadi korban teks book sebuah Kitab Suci…???lihat saja orang-orang yang gemar mengaplikasikan makna JIHAD dengan MEMBERANGUS
kelompok/golongan yang tidak selebel,merusak harta benda milik
orang lain,menutup Warung orang-orang yang lagi cari nafkah,memukuli orang-orang memiliki keyakinan lain.Malahan ada yang EKSTREM banget membunuh sesama manusia dengan menjadikan
dirinya sebagai sarana nempelin BOM atau istilah umumnya BOM BUNUH DIRI…haaaaaaaaaa..haaaaaaaaa….konyolnya itu semua dilakukan demi mengejar-ngejar PAHALA dan SURGA katanya.Kondisi semacam inilah secara tak sadar menunjukkan bahwa kita-kita sebenarnya masih belum ” beragama ” tetapi baru saja mengenal sebuah agama.Jika kita betul-betul mau mencoba ” metani,menggeledah dan mau untuk instropeksi DIRI ” akan
kedangkalan kita dalam banyak hal,rasanya dengan banyak mengembara menelusuri kisi-kisi kehidupan di alam raya ini,ternyata ayat-ayat Tuhan emang sudah TERHAMPAR memenuhi jagad raya dan kita tinggal memungutinya sesuai dengan kemampuan dan keperluan kita tentunya.Faktanya memang kita telah menjadi komunitas manusia beragama secara label formalitas yang dalam beraksi dan bertindak tidaklah lebih dari sekedar sekumpulan manusia yang ” memperturutkan hawa nafsu ” manusia hedonisme yang hidup penuh dengan mimpi-mimpi di alam khayali….!!!.Seharusnya,sedari saat ini lebih baik kita menggali kembali esensi dari agama yang disampaikan oleh para
Nabi dan Rasul,agar kita dapat menemukan kebenaran sejati,tanpa sibuk memburuk-burukan orang lain,bangsa lain dan lagian apa sih untungnya buat kita dengan memvonis agama lain sebagai agama yang SESAT dan KAFIR…???.Bukankah Tuhan sudah
mengingatkan kepada manusia untuk ” TIDAK SALING MENGOLOK-OLOK terhadap SUATU KAUM…???”yang pada akhirnya malah akan menjerumuskan kita pada kebencian dan permusuhan antara sesama makhluk ciptaan Tuhan.Beribadah secara sungguh-
sungguh pasrah dan ikhlas semata-mata hanya mengharap RIDHO-Nya,serta jalanilah tuntunan kebenaran yang masing-masing diyakini akan membawa cahaya kedamaian bagi semesta alam dan segala isinya.Tak perduli apakah namanya Islam,Katholik,Protestan,Budha,Hindu,jika anda meyakini kebenarannya maka jalanilah….!!!dengan sungguh-sungguh,bukan hanya sebagai pelengkap identitas dalam KTP atau hanya sekedar
pelengkap dan ciri lahiriah yang ditampak-tampakkan religius,melainkan benar-benar untuk mendapatkan tuntunan hidup dan jalan yang lurus ( ihdinas siratal mustaqim ) di dunia ini.Ingatlah perjuangan dan pengorbanan para penyampai agama.Perjuangan Nabi Musa mendapatkan firman Tuhan,Kerelaan Yesus menjadi
penebus dosa untuk ummatnya ( bagi pemeluk yang meyakininya ),Pengasingan Nabi Muhammad di Gua Hira,Pengorbanan Sang Budha dan lainnya.Mereka adalah orang-orang SPIRITUAL luar biasa yang berjuang mengorbankan dirinya guna meraih tuntunan jalan yang lurus dari Tuhan demi umat manusia yang TERPANGGIL untuk mengikutinya.Sekarang jalan itu bagi kita para generasi penerusnya sudah banyak tersedia.Kita tinggal memilih mana yang cocok untuk kita yakini,atau tidak sama sekali,atau bahkan menjadi temannya iblis yang amat senang dengan kehancuran bagi umat manusia dan alam seperti yang dikhawatirkan para malaikat ketika Tuhan hendak menjadikan ” Khalifah ” di muka bumi ini yang keberadaannya hanyalah akan membuat ” kerusakan dan pertumpahan darah ”.

Mari kita sama-sama mewujudkan dunia yang penuh damai,dengan beragama,berkepercayaan dan berkeyakinan secara sungguh-sungguh.Landasannya adalah marilah kita sama-sama untuk menjadi MANUSIA SEJATI yang JUJUR pada DIRI SENDIRI
dan MENJADI DIRI SENDIRI……..!!.Jangan berhenti hanya sebatas dengan APA KATANYA,kata Kiayinya,kata Ustadnya,kata Gurunya,kata Kitab Sucinya,kata Hadisnya…toh tetep saja ujung-ujungnya HANYA kita SENDIRILAH yang memiliki otoritas untuk
MENTAFSIRKAN dan MEMAHAMI dari segala apa yang DIKATAKANNYA dan apa yang DIAJARKANNYA…!! hanya DIRI
KITA SENDIRI…..!!! maka JADILAH DIRI SENDIRI…karena dengan menjadi diri sendiri rasanya kita akan MENGENAL DIRI..dengan mengenal DIRI,maka tidak mustahil kita akan MENGENAL TUHAN
sang Pencipta Langit dan Bumi.Karena sesungguhnya TUHAN sudah ada dalam DIRI-KU…DIRI-MU dan DIRI-KITA….!! yang dalam khazanah Jawa disebut dengan ” LORO-LORONING SATUNGGAL ” berbilang namun hakekatnya adalah SATU...Satu yang telah DIGULUNG menjadi satu KEBERADAAN dan KENYATAAN dalam KEHENINGAN,KEHAMPAAN,KOSONG…tanpa huruf,tanpa abjad,tanpa kata-kata dan tanpa LAFDZ sekalipun…!!

(Olah Kepribadian Agoeng Deworuci,Malem Jum'at Pon 19 Maret 2015)

Rabu, 04 Maret 2015

SPIRIT ISLAM

" SPIRIT ISLAM "

Spirit itu semangat.Banyak yang bilang kalau spirit itu ruh.Jadi spirit itu merupakan inti.Sesuatu yang tidak kelihatan,karena sifatnya yang ghaib.Saya pernah baca,kalau gak salah baca di hadits qudsi “Bahwa Dia itu tidak melihat dunia,semenjak menciptakannya”.Untuk mengenalNya,dalilnya cuman satu … ” Qudus alal Qudus,Qadim alal Qadim “.
Barang alus didekati oleh yang alus,barang kasar didekati dengan yang kasar.Lha...Gusti Pengeran iku khan barang alus.Maka dari itu mendekatinya harus secara halus.Gusti Pengeran itu
tidak bisa didekati dengan banyak-banyakan melakukan ritual sholat…Lha emange mau olahraga … he..he..he…

Ada hadits yang bilang bahwa “Niat seorang hamba itu lebih mulia dari apa yang dikerjakannya”.Tapi banyak juga yang menyalah artikan maksud hadits tsb.Banyak yang mempunyai niat baik,cuman agak malas-malasan dalam pelaksanaannya,karena menganggap niat itu lebih baik dari apa yang dikerjakannya.Sungguh suatu kebaikan dalam bentuk angan-angan atau bermimpi,jika demikian adanya.Setiap perbuatan dasarnya niat.Dan niat gak bisa diupayakan.Niat itu timbul dari lubuk hati yang paling dalam.Niat itu tidak bisa dibuat-buat dengan kata-kata.Misal ada seseorang berkata “niat ingsun shadaqah” ,namun kalau dalam lubuk hatinya masih ada rasa eman,rasa pelit,dll.Maka sesungguhnya ibadahnya tsb kering,tanpa makna,tanpa ruh.Gak ada spiritnya…!!!

Contoh bahwa niat lebih mulia dibanding dengan apa yang dikerjakan…Kita ketahui bahwa Umar bin Khattab adalah sahabat nabi yang kaya raya.Kekayaannya melebihi kekayaan Abu Bakar.Abu Bakar dan Umar berkorban harta benda dalam
membantu perjuangan nabi Muhammad saw.Abu Bakar berkata “saya korbankan seluruh harta saya”.Umar berkata “saya
korbankan separuh harta saya”.Separuh kekayaan Umar itu jumlahnya lebih besar daripada seluruh kekayaan Abu Bakar.Namun Allah memuji Abu Bakar lebih dibanding Umar.Kenapa???Allah tidak melihat jumlah,melainkan melihat “niat”.Prosentase ketawakkalan Abu Bakar kepadanya mencapai 100%,sedangkan Umar pada waktu itu cuman 50%.Hal ini membuktikan bahwa Yang Kekal (Qudus) itu lebih utama dari
Yang Fana (Qadim).Makanya gak usah terlalu pusing memikirkan yang Qadim.Wajah yang menua pun tidak bisa
ditutup-tutupi,wajah tua tidak bisa disamarkan,walaupun dipupuri bedak dengan merek termahal sekalipun…he…he…he…

Embah,…. pernah memberi wejangan kepada saya,dalam diri manusia,ada yang harus diberi makan.

Raga = makanannya adalah makanan yang biasa kita makan sehari-hari.

Jiwa = makanannya adalah perbuatan baik,ilmu bermanfaat,dll.Imam Ali pernah berkata “Siramilah jiwamu dengan ilmu,kalau sampai 3 hari jiwamu kosong dari ilmu,maka jiwamu akan mati”

Sukma = makanannya adalah kalimat tauhid,selalu mengembalikan semua keadaan hanya kepadaNya.

Ruh = makanannya adalah “ilang samubarang kesenengan marang dunyo” (bersikap asketik kepada dunia).Nah,Abu Bakar tadi sudah “ilang samubarang kesenengan marang dunyo” ,udah tawakal illallah 100%.Maka dari itu Abu Bakar dekat/kenal denganNya.Sebagaimana kita ketahui bahwa jalur tariqat itu ada 2 jalur.Jalur pertama dari Abu Bakar Ash Shiddiq,sedang jalur kedua melalui menantu Nabi Muhammad saw yaitu Ali Bin Abi Thalib.

Islam artinya berserah diri,kepasrahan,tawakkal.Semakin tawakkal seseorang kepadaNya maka semakin dekat pula ia denganNya.Orang yang sudah dalam tingkatan mampu ”Berserah DIRI,PASRAH dan TAWAQAL” dalam timbangan yang paling rendah sudah bisa dikatakan SELAMAT=Islam.
Namun sejauh ini,ada kesalah KAPRAHAN bagi kebanyakan dalam
memaknai ISLAM yang tersurat dalam teks book Kitab GARING Al-Quran dalam 3 surah Al Imran 19,85 dan 102.Seolah-olah orang SELAMAT dan diridhoi Tuhan adalah orang yang berAGAMA dengan Nama Islam.Diluar Nama Islam adalah….Kafir dan SESAT…jadi
kebanyakan yang menjadi ukuran standartnya adalah LABELNYA,ATRIBUTNYA,SIMBOLNYA…ketimbang isinya.Jikalau ada terdengar adanya ujar-ujar yang mengatakan bahwa kelak Islam akan pecah menjadi 73 dan hanya 1 saja yang BENAR.Pertanyaannya Islam yang manakah itu…??? Islam yang bersandar pada MADZAB siapakah itu…??? Hambali-kah,Maliki-kah,Syafi’i-kah atau Hanafi…??? Belum lagi Islam yang bersandar pada Aliran Thareqat-Thareqat di belahan jagad ini yang konon saling KLAIM telah memiliki TALI SILSILAH tak
terputus hingga Rasulullah…nah loh…!!!Sementara jika kita tanyakan,mereka sama-sama berpegang pada Nabi,Kitab Suci dan Hadist yang sama pula….heeeee..heee….

Sepertinya kita memang jangan sampai terjebak dalam memahami ISLAM hanya sebatas NAMA,LABEL,ATRIBUT yang tak lebih hanya sekedar simbol-simbol KULIT LUARNYA saja yang membuat MATA kita SILAU hingga tak mampu lagi melihat
ISI-INTI SARIPATI atau SPIRITNYA…

Dengan demikian kita tidak secara dangkal dan membabi buta dalam memaknai bunyi ayat seperti ini : ” Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya;dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam “.( QS. Al Imran 102 ).

(Olah Kepribadian Agoeng Deworuci,Malem Kemis Pahing 04/03/2015)

rahasia-MU

" rahasia-MU "

Rahasia adalah laksana sesuatu yang terselubung dalam kelembutan dan kehalusan yang tersembunyi di dalam DIRI manusia,seperti halnya keadaan ”Jiwa dan Raga” serta ”Ruh dan Jasad “.Rahasiamu yang tersembunyi itu berkekuatan melebihi kekuatan bumi dan langit.Rahasiamu dapat memandang segala sesuatu tanpa biji mata,mendengar tanpa daun telinga,bertempat tinggal di alam rumah-
rumah dan tidak pula membutuhkan makan dan minum.Rahasiamu tidak mengenal malam dan tidak pula mengembara disiang hari,keberadaannya tidak diketahui oleh ” AKAL dan
PIKIRAN ” dan tidak pula berhubungan dengan hukum sebab akibat.Rahasiamu hidup dalam abad demi abad,sedangkan jasadmu hidup dalam waktu yang telah ditentukan.Tuhan berada di belakang rahasiamu tetapi pengetahuan rahasiamu tidak dapat menjangkau dan menyaksikan Tuhan.Bila engkau yakini tentang rahasiamu,maka engkau BUKAN lagi engkau…,sedang engkau-engkau itu adalah tetap engkau…Engkau semua berasal dari pada-NYA,sedangkan segala
sesuatu yang berada di alam wujud ini datangnya kemudian daripadamu,tiada satupun yang datangnya dari padamu dapat mengalahkan engkau,asalkan engkau telah ” MENGENAL KEDUDUKANMU ” dan membiasakan diri duduk di dalam ” MAQAMMU “,maka yang demikian itu engkau lebih kuat dari
bumi dan langit.Engkau lebih kuat dari SURGA dan API NERAKA sekalipun…dan
lebih kuat dari kandungan huruf dan asma’,lebih kuat dari segala apa-apa yang nyata di dalam dunia dan akhirat.Jika engkau telah meyakini akan RAHASIAMU,maka yakin pulalah Engkau akan Tuhanmu,karena dari pada-NYA lah adanya segala yang ada.DIA lah yang menyatakan segala sesuatu…DIA tidak berada di dalam sesuatu dan tidak pula berdiam di dalam segala sesuatu….DIA tidak akan terjawab oleh pertanyaan ”
BAGAIMANA ” dan tidak pula oleh ” UCAPAN TANYA ” yang seperti apapun. Laisa Kamislihi Syaiun…. Tiada segala sesuatu yang telah diciptakan ” MENYERUPAI ” Keberadaan-NYA.DIA adalah Yang Maha Esa,Yang Maha Tunggal dan menjadi tempat kembalinya segala macam PINTA,tidak ada yang dapat menyatakan adanya menjadi NYATA selain DIA.DIA telah mendhzahirkan alam semesta,bumi dan langit yang bersifat teguh dan tetap.Apabila DIA bernyata niscaya DIA akan melenyapkannya dan apabila DIA berkehendak niscaya DIA akan
mengembalikannya kepada mendhzahirkannya pula dengan pakaian-pakaian sementara serta aneka ragam sesuatu yang terdapat dimana-mana yakni pakaian ” RUANG dan WAKTU….MASA dan MANA “.Maka peliharalah batasmu antara MAKNAWIYAH dan STABITIYAH antara RUH dan JASADmu.Segala sesuatu akan dituntut oleh dari mana ia berasal…Jasad
berasal dari tanah,maka tanah itu akan menuntut kembalimu.Tiadalah DIA berasal segala sesuatu,lalu sesuatu itu akan menuntut-NYA dan tiadalah DIA dengan sesuatu,maka sesuatu itu akan berkhusus dengan-NYA.Tiadalah DIA ditentukan…dan sesungguhnya DIA adalah MUTLAK dan tiada pula segala sesuatupun yang menyamainya ” Laisa
Kamislihi Syai’un “.Tiada segala sesuatu yang telah diciptakan dapat menyamai ( menyerupai-NYA ).

(Olah Kepribadian Agoeng Deworuci,Malem Kemis Pon 04/03/2015)

Jumat, 27 Februari 2015

SEDULUR SONGO

SEDULUR SONGO

Saudara sembilan ( Sedulur Songo ) kenyataannya tidaklah berada terus menerus dibagian badan Jasad Kasar ini.Halusnya berujud cahaya yang mempunyai warna sendiri-sendiri.
Kodratullah-Oranye,Wujudullah-Hitam,Sipatullah-Kuning,Datullah-Putih,Sirullah-Merah,Pangaribawa-Biru,Prabawa-Kuning Emas,Kamayan-Putih Terang Kemilau.

Semua saudara terjadi/tercipta bersamaan dengan turunnya Roh
Suci didalam rahim ibu.Kamayan,Prabawa dan Pangaribawa ketiga-tiganya menjadi satu merupakan sang “aku” dari manusia (aku disini bukan “pribadi”),yaitu kekuasaan yang diberikan oleh Allah,untuk mengendalikan kelima saudara lainnya (sirullah,datullah,sipatullah,wujudullah dan kodratullah).Jadi ketiganya menjadi satu angan-angan yang bersifat tiga,punya watak dan
kekuasaan sendiri-sendiri.Kekuasaan tertinggi adalah Kamayan,kemudian Prabawa,baru Pangaribawa.Dalam bertindak ketiga-tiganya selalu berbarengan dan membantu/menjiwai/memberi kekuatan tindakan saudara-saudara lainnya.Walaupun
menerima kuasa dari Allah,namun tri-tunggal Kamayan-Prabawa-Pangaribawa tidaklah mampu menjamin kesejahteraan jiwa.Yang dapat menjamin kesejahteraan dan keharmonisan jiwa manusia hanyalah Tri Tunggal Mahasuci,Allah,Ingsun dan Roh Suci.

Berikut uraian/penjelasan mengenai Sedulur Songo ( Saudara
Sembilan ).

1.Kodratullah,terjadi dari bayangan Rahsa Jati,wadagnya berada pada dikemaluan.Berkecenderungan negatif
kearah nafsu sahwat.Apabila dapat dikuasai maka akan dapat diarahkan menjadi dasar kekuatan akan
keindahan.

2.Wujudullah,yang terjadi dari anasir tanah/bumi wadagnya ada di daging-kulit.Berkecenderungan serakah,tamak,mau menang sendiri,curang,lamban,malas,serta menjauhkan dari kebaikan.Namun kalau dapat dikuasai bisa menjadi dasar kekuatan jasmani dan
ketabahan serta tahan penderitaan.

3.Sirullah,yang terjadi dari anasir api,wadagnya berada didalam darah.Wataknya berangasan,amarah,tidak sabaran dan gelap mata.Kalau bisa dikendalikan
menjadi kemauan,tekad dan ketekunan bahkan menjadi jalan bagi saudara-saudara lainnya dalam mencapai tujuan.Tanpa bantuan dan daya Sirullah maka tiada dapat tercapai.

4.Sifatullah,terjadi dari anasir air,wadagnya berada didalam tulang dan sumsum.Kekuatannya terasakan
sebagai kehendak,yang menyebabkan adanya keinginan-keinginan,atau cita-cita.Dapat menjadi sarana Karsa Allah.Akan menjadi negatif apabila tidak dikendalikan,kearah kegemaran-kegemaran serta kesenangan-
kesenangan yang tidak baik.

5.Dzatullah,terjadi dari anasir hawa,berada di napas.Mempunyai watak jernih,belas kasih,bekti,cenderung akan hal-hal kesucian.Kekuatannya sanggup
menimbulkan kesanggupan untuk berkorban atas dasar kasih,mendorong untuk tercapainya ketenteraman dalam hidup dengan sesama.Kekuatannya menimbulkan
kesanggupan untuk berbakti,penyerahan total
manembah kepada Panuntun Sejati/Guru Sejati untuk makin mendekat dan bersatu dengan Allah.

6.Pangaribawa,terjadi dari bayangan Roh Suci,wadagnya berujud pusar dan halusnya ada di angan-angan berupa
“cipta”.Merupakan kekuatan paling bawah dari jiwa manusia.Pangaribawa memberi kekuatan kepada fungsi pancaindera.Maka,kekuatan ini seyogyanya diarahkan untuk menangkap hal-hal yang positif sesuai ajaran Guru Sejati untuk keutamaan hidup.

7.Prabawa,terjadi dari bayangan Ingsun/Guru Sejati,halusnya berada di angan-angan berupa “nalar”.Daya
kekuatannya melebihi Pangaribawa.Prabawa memberi
kemampuan untuk mengolah semua hal yang ditangkap oleh Pangaribawa.Prabawa kemudian mendorong akan timbulnya pertanyaan apa,kenapa,bagaimana,dsb.Untuk menemukan jawaban yang tepat.Seyogyanya Prabawa haruslah didampingi erat oleh Datullah yang
mendorong kearah kejujuran dan cinta kebenaran agar tidak terjerumus kerah pembenaran-pembenaran tindakan yang salah.

8.Kamayan,merupakan bayangan dari Allah ta’ala/Pengeran/Gusti Yang Maha Agung,wadagnya wujud jantung dan halusnya berada di angan-angan berupa “akal budi”.Kekuatannya yang disebut Kamayan atau Maya adalah kekuatan tertinggi dari angan-angan.Kamayan memberi kemampuan untuk memperoleh
pengertian-pengertian yang luas dan mendalam mengenai hal-hal yang ditangkap oleh Pangaribawa dan
Prabawa,sehingga dapat diambil intinya dan kesimpulannya.

9.Bayu Sejati,terjadi dari daya kekuatan kuasa Allah,wadagnya di tulang ekor sampai sumsum tulang
belakang.Mempunyai daya kekuatan luar biasa.Energi kundalini adalah salah satu daya kekuatan yang
bersumber dari Bayu Sejati.

Kesembilan saudara; Bayu Sejati,Sirullah,Datullah,Sifatullah,Wujudullah,Kodratullah,Pangaribawa,Prabawa dan Kamayan,berada dalam badan halusan manusia,yang harus dapat dikuasai agar saling bekerja sama dengan baik,agar tercapailah keadaan jiwa yang seimbang dan harmonis untuk meningkatkan keutamaan/budi luhur.Sifat angan-angan (Pangaribawa,Prabawa dan Kamayan) yang cenderung dapat menghalangi merasuknya pancaran sinar Illahi adalah karena sifat kedaulatannya,yang menimbulkan “aku” manusia.Aku nya manusia kemudian dapat dihinggapi oleh rasa perasaan kuasa.Inilah yang dapat menyebabkan seolah Nur Hidup merupakan cahaya yang bagaikan bayang-bayang yang tidak jelas,samar,karena
tertutup oleh angan-angan.Wujudullah dan Kodratullah,bisa sempurna bertindak kalau mendapat daya kekuatan dari Sirullah.Sirullah dapat bertindak dengan baik apabila memperoleh daya kekuatan Sipatullah.Sipatullah yang mengkoordinasikan agar Sirullah dan
Wujudullah serta Kodratullah membantu
kemauannya.Datullah lah yang seharusnya dapat menerangi akan tindakan-tindakan saudara-saudara lainnya.Jadi Sipatullah harus mau menerima pepadang/penerangan dari Datullah,yang kemudian memberi daya kepada Datullah untuk dapat menerangi ketiga saudara lainnya yaitu Sirullah,Wujudullah dan
Kodratullah agar berjalan didalam kebenaran dan kebaikan.Maka demikian pula Sipatullah tanpa bekerja sama dengan Datullah,akan menjadi budak Sirullah,Wujudullah dan Kodratullah,yang cenderung diajak berjalan kearah ketidak baikan/hal-hal negatif.Semua hal tersebut,agar dapat terlaksana menjadi tindakan,apabila dibantu/dijiwai oleh ketiga saudara Pangaribawa,Prabawa dan Kamayan.Jadi tiga saudara inilah yang seharusnya menuntun dan memberi jalan kepada Datullah agar menjadi kuat
dan menggandeng Sipatullah.Angan-angan menjadi terang apabila mendukung Datullah agar selalu membawa kearah keinginan dan tindakan yang luhur dan membangun watak yang utama.Kalau nafsu-nafsu (kelima saudara) dapat
dikendalikan/dikuasai,maka angan-angan atau ketiga saudara (Pangaribawa,Prabawa dan Kamayan) menjadi lebih mudah dikendalikan,dikumpulkan menjadi satu didalam hati sanubari,janganlah sampai berhubungan dengan otak.Hal ini sangat diperlukan dalam upaya untuk dapat
menerima “anugerah” tuntunan dari Ingsun/Guru Sejati.Bayu Sejati lah yang pada akhirnya direngkuh untuk memberi daya lebih untuk tujuan-tujuan spiritual
maupun hal-hal kebaikan lainnya yang “lebih jauh”.Maka apabila kesembilan saudara tadi sudah dapat dikuasai,dikendalikan dan patuh kepada aku sejati ya Roh Suci nya manusia,Wujudullah menjadi dasar kekuatan,Sirullah tidak sabar akan kebaikan,Sipatullah menjadi lantaran keinginan dan kehendak,Datullah menjadi sempurna kesuciannya dan
panembahnya kepada Ingsun/Guru Sejati/Rasul Sejati dan Allah.Dimana Pangaribawa,Prabawa dan Kamayan menyatu menjadi satu cipta luhur atau akal budi yang jernih,didalam ketenangan/ketenteraman yang eneng.Dan,terwujudlah jalan rahayu kearah
kemulyaan langgeng,Alam Sejati.Dalam kenyataan hidup keseharian sampai hayat masih dikandung badan,secara terus menerus ngracut busana kamanungsan adalah merupakan PR dan tugas yang
harus dilaksanakan secara disiplin terus-menerus oleh kita.Maka,sudah barang tentu tugas ini sangatlah berat.........

Rabu, 25 Februari 2015

NGURIP URIPI AGEMING ADJI (AGAMA)

"NGURIP URIPI AGEMING ADJI(AGAMA)"

Kang wus waspada ing patrap,mangayut ayat winasis,wasana wosing jiwangga,melok tanpa aling-aling,kang ngalingi kaliling,wenganing rasa tumlawung,keksi saliring jaman,angelayut tanpa tepi,yeku aran tapa tapaking Hyang Sukma.
( Dia yang sudah mengetahui jalan,menghayati tanda-tanda kebijaksanaan,menjangkau inti pribadi,telah bisa menyaksikan
secara nyata,yang menghalangi telah menyingkir,benar-benar memasuki alam sunyi,terlihatlah segala keadaan,terlihat tanpa batas,itulah yang dinamakan bertemu dengan jejak Tuhan )

Mengkono janma utama,tuman tumanem ing sepi,ing saben dina rikala mangsa,mangsah amamasuh budi,lahire den tetepi,ing reh kasatriyanipun,susilo anoraga,wignya men tyasing sasami,yeku aran wong barek berag agama.
( Seperti itulah manusia utama,senang tenggelam dalam kesunyian,setiap hari ketika dia menemukan kesempatan,mempertajam dan
membersihkan jiwa,setia menjalankan peran sebagai kesatria,bertindak baik,rendah hati,pandai bergaul dan membuat hati orang terpikat,itulah yang disebut orang-orang yang menghayati agama )

Agama adalah “ ageming aji “,pegangan yang baik...ajaran yang harus dipegang dengan kukuh dan dihayati agar muncul
kebaikan.Agama ibarat obor...ia dipegang…dijadikan penerang,agar kehidupan kita di muka bumi ini tetap berada di jalan setapak kebenaran,tidak terperosok apalagi tersesat,dan
ujungnya…kita bisa kembali kepada asal muasal sekaligus tujuan akhir kita,sangkan paraning dumadi,Dialah Hyang Tunggal,Hyang Wisesa,yang disebut manusia dengan berbagai nama:
Allah,Tuhan,God,Elli,dan semacamnya.

Berbicara tentang kebaikan,kita mesti berbicara tentang kebaikan pada tiga dimensi: dimensi pribadi,dimensi sosial,dan dimensi semesta.Beragama yang baik,indikatornya adalah ketika ketiga dimensi yang melingkupi hidup kita itu selalu dalam keadaan baik.Baik pada dimensi pribadi,adalah bahwa kita
menemukan kebahagiaan sejati,kita bisa merasakan kedamaian yang tak bercampur dengan kegelisahan,kita masuk ke dalam alam keselamatan yang tak lagi dikotori musibah.Sementara baik pada dimensi sosial,makanya kita dipersepsi baik oleh orang di sekitar kita,karena kita selalu memberikan kebahagiaan,ketenangan,rasa aman,dan keselamatan kepada mereka.Dan terakhir,baik pada dimensi semesta…kita,sebagai jagad alit,menjadi selaras dengan jagad ageng.Kita bisa merasa terhubung dengan tanah,udara,air,api…kita bisa merasa satu
dengan tetumbuhan,hewan,matahari,bulan,semesta yang tak terbatas…yang wujud nyatanya,alam ini selamat dari semua
kejahatan kita.Sudahkah agama membawa kebaikan bagi kita? Harus kita
sendiri yang menentukannya secara jujur.Kadang ada orang yang tahu apakah kita sudah beragama dengan baik atau belum...merekalah kaum yang waskito…tapi walau mereka tahu,mereka tak bisa mengubah nasib kita.Kita sendirilah yang harus mengubah keadaan,perjalanan hidup kita.Dalam kenyataan hidup saat ini,di nusantara yang kita cintai ini,terlihat apa yang disebut dengan peningkatan gairah beragama.Di mana-mana orang menunjukkan semangat untuk kembali
pada agama.Sayang sekali...pada banyak kasus...kebangkitan itu hanya pada tataran artifisial.Orang ternyata baru kembali pada kulit agama…mereka seperti anak-anak di hari lebaran yang bangga ketika mengenakan baju baru tanpa peduli akan makna kembali pada
fitrah dan kesucian.Seringkali...hakikat agama itu sendiri tak terlihat…Banyak orang yang ternyata bajunya saja yang sudah baju agama,tetapi dalamnya,lapisan jiwanya...belum diterangi oleh agama.Gampang sekali mengamati fenomena di atas.Kita bisa melihat orang atau kelompok yang paling merasa beragama dan paling merasa dekat Tuhan…di kalangan mereka agama diteriakkan,Tuhan juga diteriakkan…tapi hasilnya justru orang merasa tak
nyaman,merasa tak aman,dan jauh dari kedamaian.Tanda paling jelas untuk melihat kualitas keberagamaan kita adalah dengan melihat bagaimana respons alam ini.Saat ini,mengiringi bangkitnya semangat keagamaan,ternyata alam malah menjadi tak bersahabat.Bahkan alam ini,bumi pertiwi malah berduka…jagade gonjang ganjing..!Jelas ada yang keliru..!Kebaikan pada berbagai dimensinya tidak muncul ketika saat ini orang seperti telah kembali pada agama.Mengapa? Karena sesungguhnya mereka tidak kembali pada hakikat agama sebagai agama ageming aji dan aturan yang mencegah manusia dan semesta ini terperosok pada ketidakteraturan.Agama yang hanya dipahami sebagai identitas budaya,yang membuat seseorang merasa berbeda dari orang atau kelompok lainnya…Itu jelas hanya akan menciptakan
keburukan pada dimensi sosial sekaligus membuat kita terputus hubungan dengan semesta.Apalagi saat ini kita juga bisa
melihat banyak pihak mengulang pola yang sudah lama mewarnai Nusantara maupun berbagai belahan dunia:memanipulasi agama,baik sengaja maupun tak sengaja.Ketika agama dimanipulasi,agama dijadikan topeng untuk ambisi,hasrat,dan obsesi rendah.Jelas,pada tataran sosial yang
terjadi adalah kekacauan,pada tataran alam yang muncul adalah bencana.Jika kita mau agama kita memberikan kebaikan yang utuh...maka apa yang dituliskan dalam Serat Wedatama di atas layak jadi pegangan.Kita mulai belajar menjalani agama sebagai petunjuk
untuk memasuki alam kesunyian,alam pertemuan dengan Dzat Yang Maha Misteri.Langkah praktisnya adalah menekankan aspek agama sebagai petunjuk tentang perilaku yang baik:agama sebagai pedoman akhlakul karimah ( budi pekerti luhur ).Berbagai ritual agama,ditempatkan pada konteks riyadhoh,pelatihan,agar diri ini bisa terkendalikan,dan kemudian,bisa
terbiasa untuk berbuat baik kepada diri sendiri,kepada Yang Mencipta kita,dan kepada sesama ciptaan.Pada posisi beragama seperti yang diajarkan dalam Serat Wedhatama,arogansi dalam beragama,yang muncul dalam kebiasaan
mengaku-ngaku sebagai satu-satunya kelompok yang pantas menjadi kekasih Tuhan,satu-satunya umat yang selamat dan bisa menikmati surga...harus disingkirkan.Itu harus diganti dengan
kerendahan hati...dengan sikap diam dalam ketekunan menjalankan laku prihatin.Keberagamaan kita tidak lagi disampaikan lewat kata-kata,tapi dibuktikan melalui perilaku mulia yang membuat orang lain tersenyum bahagia karena keberadaan kita............

Senin, 23 Februari 2015

mengenal DIRI...mengenal TUHAN ( teka-teki TAPAK KUNTUL MABUR )

"mengenal DIRI...mengenal TUHAN (teka-teki TAPAK KUNTUL MABUR)"

Penasaran dengan teka-teki yang
diberikan oleh burung Kuntul tentang Mengenal Diri…Mengenal Tuhan...

“ carilah jejak kakiku,ketika aku terbang/dolekono tracake kuntul mabur “ kalimat itu acapkali kudengar manakala para sesepuh memberikan wejangan tentang Mengenal Diri...Mengenal Tuhan...

Kalimat/sanepan tersebut membuat saya
termotifasi untuk melakukan perjalanan
melanglang buana menyelami samudera
BATINKU yang paling dalam.
Dalam khasanah Jawa,terminologi AJARAN tentang HIDUP begitu banyak disampaikan oleh orang-orang bijak dalam bentuk tembang,serat-serat dan rata-rata membutuhkan penafsiran yang bukan bersandar pada AKAL dan PIKIRAN,melainkan dituntut adanya peran BATIN untuk mengupas dan
memaknainya.

Bayangkan saja mana ada JEJAK kaki burung Kuntul ( Bangau ) ketika terbang…?? bisakah kita menemukan bekas jejaknya…?? Mari kita sama-sama saling merenungi sebuah pesan yang sangat syarat dengan HIKMAH dan MAKNA seperti yang disampaikan oleh Kanjeng Sunan Kali Jaga dalam bentuk metrum Dhandhang gulo seperti di bawah ini:
"Ana pandhita akarya wangsit,kaya kombang anggayuh tawang,susuh angin ngendi nggone,lawan galihing kangkung,watesane langit jaladri,tapake
kuntul mabur lan gigiring panglu,kusumo anjrah ing tawang,isine wuluh wungwang"

Ujar-ujar orang bijak ( pandhito ) diatas menyiratkan,bahwa sesuatu yang dicari itu adalah : susuh angin (sarang angin)
dimana tempatnya,galih kangkung (galih kangkung),tapak kuntul nglayang (bekas burung terbang),gigir panglu (pinggir
dari globe/dunia),wates langit (batas cakrawala),yang merupakan sesuatu yang “tidak tergambarkan” atau “tidak dapat disepertikan atau tak terdefinisikan” yang dalam bahasa Jawa ” TAN KENO KINOYO NGOPO ” yang pengertiannya sama dengan “Acintya” dalam ajaran Hindu.Dengan pengertian “acintya” atau “sesuatu yang tak
tergambarkan” itu mereka ingin menyatakan bahwa hakekat Tuhan adalah sebuah “kekosongan”,atau “suwung”,Kekosongan adalah sesuatu yang ada tetapi tak tergambarkan.Semua yang dicari dalam kidung dhandhanggula di atas adalah “kekosongan”

Susuh angin itu “kosong”,ati banyu pun “kosong”, demikian pula “tapak kuntul nglayang” dan “batas cakrawala”.Jadi,bagaimana jika kita sama-sama memaknainya bahwa hakekat Tuhan adalah “kekosongan abadi yang padat energi”,seperti areal hampa udara yang menyelimuti jagad raya,yang meliputi segalanya secara immanen sekaligus transenden,tak
terbayangkan namun mempunyai energi luar biasa,hingga membuat semua benda di angkasa berjalan sesuai kodratnya dan Irodat-Nya tidak saling bertabrakan.Sang “kosong” atau “suwung” itu meliputi segalanya, “suwung iku anglimputi sakalir kang ana”.Ia seperti udara yang tanpa batas dan keberadaannya
menyelimuti semua yang ada,baik di luar maupun di dalamnya.Karena pada diri kita ada Atman ( sang Pribadi,Sukma Jati,Ingsun Sejati ),yang tak lain adalah cahaya atau pancaran energi Tuhan,maka hakekat Atman adalah juga “kekosongan yang padat energi itu”.Dengan demikian apabila dalam diri kita hanya ada Atman,tanpa ada muatan yang lain,misalnya nafsu ( ego ) dan keinginan,maka “energi Atman” itu akan
berhubungan atau menyatu dengan sang “maha sumber energi”.Untuk itu yang diperlukan dalam usaha pencarian adalah mempelajari proses “penyatuan” antara Atman dengan Brahman itu.Logikanya,apabila hakekat Tuhan adalah “kekosongan” maka untuk menyatukan diri,maka diri kita pun harus “kosong”,Sebab hanya “yang kosonglah yang dapat menyatu dengan sang maha kosong”.Mungkin dalam gambaran orang ndeso yang memiliki pandangan “ CUPIT “ seperti saya ini,yang paling sederhana adalah jika dua kutub magnet didekatkan antara kutub positif dan negatif dipertemukan,maka akan terjadi daya “TOLAK MENOLAK“.Tapi sebaliknya jika kutub positif dan positif dipertemukan,jelas akan terjadi daya “TARIK MENARIK“.
Hmmm…hmmm...kira-kira nyambung gak yah analog di atas..?? yah..anggap saja ini ilmu gothak,gathik,gathuk…lah mathuk apa nggak.He..he....

Sejenak dalam ketermenunganku terlintas sebuah ayat dalam Kitab Suci Al-Qur'an yang berbunyi : "Hai orang-orang yang beriman,janganlah kamu salat ( sembahyang ),sedang kamu dalam keadaan mabuk..."(QS. An-Nisa 43). Loh..loh...opo hubungane..??.Begini yah...rasa-rasanya ayat ini mengisyaratkan kepada saya pribadi bahwa,jangan MENYEMBAH (Manunggal) dengan Tuhan jika dalam keadaan MABUK.Apa yang bisa kita pahami tentang kata MABUK tersebut.Dalam pikiran dangkal seperti
saya ini,MABUK bukan hanya karena seseorang kebanyakan ( klempoken ) minum ( nenggak ) MIRAS yang memabukkan,tetapi PENETRASINYA adalah kondisi seseorang dalam keadaan
“ KEMRUNGSUNG ATINE “ hik…apa yah kira-kira ilustrasi yang pas dan tepat jika dibahasa Indonesiakan…??.Ahhhg…anggap saja Pikirane Ngelantur,KALUT ( stress ) gitulah.Nah,seseorang yang dalam kondisi MABUK ( kemrungsung,Kalut,Stress ) menandakan adanya MUATAN peran dominasi Nafsu ( ego ) sang Pribadi.Sebagai efek dominonya,tentu saja kita sudah tidak bisa lagi mengingat siapa diri kita.Lalu bisakah kita dalam kondisi,keadaan seperti ini MANUNGGAL dengan Sang Maha Tunggal…??.Maka jelas sudah jika dalam sebuah ayat yang lain dikatakan “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat ( sembahyang ) ,yaitu orang-orang yang lalai dari salatnya (sembahyangnya ),…(QS.Al- Maa’uun 4-5).

Lalu bagaimana caranya supaya kita tidak LALAI dalam shalat ( menyembah ) dan manunggal dengan sang Maha Tunggal…??Caranya dengan berusaha “mengosongkan diri” atau “membersihkan diri” dengan “menghilangan muatan-muatan yang membebani Atman” yang berupa berbagai nafsu dan keinginan. Ahhg…kok mbulet-mbulet seh,kongkretnya gimana…?? Begini deh…,Coba sekarang mari kita mulai dan kita buktikan saja bersama-sama.Tenanglah bersama diri sendiri.Nikmati saja,santai saja.Endapkan segala pikiran masa lalu atau masa depan.Entah itu masa lalu pun yang dimulai dari sekian detik sebelumnya atau yang sudah usang puluhan bahkan
ratusan hari yang lalu.Begitu juga janganlah memaksakan untuk berfikir ke depan entah itu lima menit kemudian,apalagi sekian tahun ke depan.Lah..lah...kok nggak ada apa–apa yah…??
KOSONG…!! Santai saja poro sanak Kadangku,justru memang disitulah sesungguhnya letak rahasianya. ”Ketiadaan apa–apa…!! alias KOSONG…!! karena KEKOSONGAN ( kehampaan ) adalah merupakan sumber CIKAL BAKAL ( tunas ) dari terjadinya apa–apa ( tumbuh )”. Memang hal ini seperti biji
tanaman.Dimakan langsung jelas rasa pahitnya dan tidak menyenangkan.Dipandang juga tidak kelihatan rupa dan warnanya.Satu–satunya jalan bagi kita adalah menanam dan merawat serta memupuknya hingga tumbuh besar dan
menghasilkan buah yang bisa dirasakan oleh orang banyak.Demi Waktu ! Agar kelak mengetahui buah sesungguhnya.Buah yang tak tertandingi sifat yang Maha MEMBERI dan MEMBERI…!!.Yaitu nikmat dan pengajaran “ RASA MAKNAWI “ dalam sang Pribadi ( sukma jati,jiwa ) kita…!!Dengan kata lain berusaha membangkitkan energi sang Pribadi agar tersambung dengan energi yang Maha Terpuji.Dengan uraian di atas maka cara yang biasanya ditempuh orang-orang
SPIRITUAL adalah melaksanakan “yoga,samadi,Manekung,dzikir,meditasi”,yang intinya adalah menghentikan segala
aktifitas pikiran beserta semua nafsu dan keinginan yang membebaninya sebagaimana telah dicontohkan oleh manusia-manusia PENCERAH seperti Ibrahim,Musa,Isa,Muhammad dll.Sebab pikiran yang selalu bekerja tak akan pernah menjadikan diri “kosong”.Karena itu salah satu caranya adalah dengan
“Amati Karya”,menghentikan segala aktifitas kerja akal pikiran.Apabila “kekosongan” merupakan hakekat Tuhan,apakah Padmasana,yang di bagian atasnya berbentuk “kursi kosong”,dan dianggap sebagai simbol singgasana “Sang Maha Kosong” itu adalah perwujudan dalam bentuk lain dari apa yang dicari orang Jawa lewat kidung-kidung,tembang,dhandhanggulo,macapat dan serat-serat itu?.

Ahhg…sang Kuntul telah memberikan pengajaran dan membukakan gelap dan kelamnya TABIR sang Pribadi yang
selama ini bergolak.Sebuah pesan singkat sang Kuntul itu kepadaku : Heih..."sing kuat olehmu gondhelan Teken Muhammad.Supoyo URIPMU ayem lan tentrem.Sebab nengdi wae olehmu kowe ngemboro,sak piro dhuwure olehmu ngangsu kaweruh tulis lan sudhul langit olehmu MANTHENG ngasah batin,ujung-ujunge kowe mung bakal tinemu marang SEJATINE awakmu dhewe.Mulo mung loro cacahe pilihan,kowe bakal milih arep dadi CAHYO kang PINUJI opo dadi CAHYO
kang MILANGKORI…!! Dhuh…opo meneh iki…??.

(Olah Kepribadian/Dialog Batin Agoeng Deworuci di Malem Rabu Kliwon 22/02/2015)

Sabtu, 21 Februari 2015

SEMAR (ASAL USUL,JATI DIRI & FILOSOFI)

SEMAR (ASAL USUL,JATI DIRI & FILOSOFI)

Batara Semar

MAYA adalah sebuah cahaya hitam.Cahaya hitam tersebut untuk menyamarkan segala sesuatu.Yang ada itu sesungguhnya tidak ada.Yang sesungguhnya ada,ternyata bukan.Yang bukan dikira iya.Yang wanter (bersemangat) hatinya,hilang kewanterane (semangatnya),sebab takut kalau keliru.Maya,atau Ismaya,cahaya hitam,juga disebut SEMAR artinya
tersamar,atau tidak jelas.Di dalam cerita pewayangan,Semar adalah putra Sang Hyang Wisesa,ia diberi anugerah mustika manik astagina,yang mempunyai 8 daya,yaitu:
1. tidak pernah lapar
2. tidak pernah mengantuk
3. tidak pernah jatuh cinta
4. tidak pernah bersedih
5. tidak pernah merasa capek
6. tidak pernah menderita sakit
7. tidak pernah kepanasan
8. tidak pernah kedinginan

kedelapan daya tersebut diikat pada rambut yang ada di ubun-ubun atau kuncung.Semar atau Ismaya,diberi beberapa gelar yaitu; Batara Semar,Batara Ismaya,Batara Iswara,Batara Samara,Sanghyang Jagad Wungku,Sanghyang Jatiwasesa,Sanghyang Suryakanta.Ia diperintahkan untuk menguasai alam
Sunyaruri,atau alam kosong,tidak diperkenankan menguasi manusia di alam dunia.Di alam Sunyaruri,Batara Semar dijodohkan dengan Dewi
Sanggani putri dari Sanghyang Hening.Dari hasil perkawinan mereka,lahirlah sepuluh anak,yaitu: Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan,Batara Siwah,Batara Wrahaspati,Batara Yamadipati,Batara Surya,Batara Candra,Batara Kwera,Batara
Tamburu,Batara Kamajaya dan Dewi Sarmanasiti.Anak sulung yang bernama Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan mempunyai anak cebol,ipel-ipel dan berkulit hitam.Anak tersebut diberi nama Semarasanta dan diperintahkan turun di dunia,tinggal di padepokan Pujangkara.Semarasanta ditugaskan mengabdi kepada Resi Kanumanasa di Pertapaan Saptaarga.Dikisahkan munculnya Semarasanta di Pertapaan Saptaarga,diawali ketika Semarasanta dikejar oleh dua harimau,ia lari sampai ke Saptaarga dan ditolong oleh Resi Kanumanasa.Ke dua harimau tersebut diruwat oleh Sang Resi dan ke duanya
berubah menjadi bidadari yang cantik jelita.Yang tua bernama Dewi Kanestren dan yang muda bernama Dewi Retnawati.Dewi Kanestren diperistri oleh Semarasanta dan Dewi Retnawati menjadi istri Resi Kanumanasa.Mulai saat itu Semarasanta mengabdi di Saptaarga dan diberi sebutan Janggan Semarsanta.Sebagai Pamong atau abdi,Janggan Semarasanta sangat setia
kepada Bendara (tuan) nya.Ia selalu menganjurkan untuk menjalani laku prihatin dengan berpantang,berdoa,mengurangi tidur dan bertapa,agar mencapai kemuliaan.Banyak saran dan petuah hidup yang mengarah pada keutamaan dibisikkan oleh tokoh ini.Sehingga hanya para Resi,Pendeta atau pun Ksatria yang kuat menjalani laku prihatin,mempunyai semangat pantang menyerah,rendah hati dan berperilaku mulia,yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta.Dapat dikatakan bahwa Janggan Semarasanta merupakan rahmat yang tersembunyi.Siapa pun juga yang diikutinya,hidupnya akan mencapai puncak kesuksesan yang membawa kebahagiaqan abadi lahir batin.Dalam catatan kisah pewayangan,ada tujuh orang yang kuat di emong oleh Janggan Semarasanta,yaitu; Resi Manumanasa
sampai enam keturunannya,Sakri,Sekutrem,Palasara,Abiyasa,Pandudewanata dan sampai Arjuna.Jika sedang marah kepada para Dewa,Janggan Semarasanta katitisan oleh eyangnya yaitu Batara Semar.Jika dilihat secara fisik,Semarasanta adalah seorang manusia cebol jelek dan hitam,namun sesungguhnya yang ada dibalik itu ia adalah pribadi dewa yang bernama Batara Semar atau Batara Ismaya.Karena Batara Semar tidak diperbolehkan menguasai langsung
alam dunia,maka ia memakai wadag Janggan Semarasanta sebagai media manitis (tinggal dan menyatu),sehingga akhirnya nama Semarasanta jarang disebut,ia lebih dikenal dengan nama
Semar.Seperti telah ditulis di atas,Semar atau Ismaya adalah penggambaran sesuatau yang tidak jelas tersamar.Yang ada itu adalah Semarasanta,tetapi sesungguhnya Semarasanta tidak ada.Yang sesungguhnya ada adalah Batara Semar,namun ia bukan Batara Semar,ia adalah manusia berbadan cebol,berkulit hitam yang bernama Semarasanta.Memang benar,ia adalah Semarasanta,tetapi yang diperbuat
bukan semata-mata perbuatan Semarasanta.Jika sangat yakin bahwa ia Semarasanta,tiba-tiba berubah keyakinan bahwa ia adalah Batara Semar,dan akhirnya tidak yakin,karena takut keliru.

Itulah sesuatu yang belum jelas,masih
diSAMARkan,yang digambarkan pada seorang tokoh Semar.SEMAR adalah sebuah misteri,rahasia Sang Pencipta.Rahasia tersebut akan disembunyikan kepada orang-orang yang egois,tamak,iri dengki,congkak dan tinggi hati,namun dibuka bagi orang-orang yang sabar,tulus,luhur budi dan rendah hati.Dan orang yang di anugerahi Sang Rahasia,atau SEMAR,hidupnya akan berhasil ke puncak kebahagiaan dan kemuliaan nan abadi............

Jumat, 20 Februari 2015

AKU...sopo INGSUN...???

AKU...sopo INGSUN...???

AKU yang sesungguhnya adalah perbendaharaan kata yang tersembunyi.Jika engkau ingin menemui–KU...Selamilah ke dalam samudera batinmu paling dalam.Yang Gelap dan Terangnya takkan terjangkau oleh pandangan mata Jasmanimu.Karena AKU tidak berada di dalam gelap dan terangnya pandangan matamu yang PALSU dan MENYESATKAN jalanmu...

AKU adalah Spirit yang “ TULIS TANPO PAPAN KASUNYATAN “

AKU adalah Substansi yang “ GUMANTUNG TANPO CENTHELAN “

AKU adalah Esensi yang “ LUNGGUH DUMUNUNG neng BATIN sing SUCI “

Ketika AKU terkurung oleh badan jasmani.AKU lah yang DZAHIR.Mengejahwantah dalam ASMA,SIFAT dan AF’AL yang “ SEPI ING PAMRIH RAME ING GAWE “

Tetapi….,Ketika AKU mengurung dan menyelimuti badan Jasmani.AKU lah yang BATIN.Mengejahwantah dalam DZAT yang ” TAN KENO KINOYO
NGOPO “

NGUPADI KASAMPURNANING URIP

"NGUPADI KASAMPURNANING URIP"

Inilah kehidupan spiritual,yang berharap melalui tangan ‘kan menemukan ketercerahan mengulurkan kebaikan keseluruh penjuru semesta.Melalui telinga bisa mendengarkan bisikan
terdalam yang hidup di jiwa alam.Melalui hati menemukan kedamaian.Melalui Mata ‘kan melihat Tuhan yang menyelinap di balik dedaunan dan seluruh wajah semesta alam.

Inilah SYARI’AT yang harus meng-AKAR kuat di jiwa,sebelum batang dan rantingnya mengajak tumbuh mencakar langit.Inilah dasar yang harus dihidupkan,bukannya dilalaikan,bahkan
bukannya hal yang tak lagi dikenal setelah sang wajah mampu menyapa MATAHARI.

Ada BATANG dan RANTING yang menjadi lantaran bagi kehidupan Jiwa,inilah THARIQAT yang harus kita tempuh,jalan
untuk menuju ladang-ladang pendakian yang lebih tinggi.

Ada HIJAU DEDAUNAN yang menampakkan bagi kehidupan akar
dan batang.Ada HAQIQAT yang menjadi ciri dari kehidupan jiwa,setelah syari’at dan thariqat ia jalani.

Dan diatas semua itu,inilah BUNGA KEHARUMAN jiwa,puncak dari semuanya.Inilah MAKRIFAT yang tidak akan tumbuh selain dari akar yang kuat,dari ranting dan batang yang kokoh dan dari hijaunya dedaunan.

Ada KESEDERHANAAN untuk menjaga jarak dengan kehidupan duniawi,untuk menandakan bahwa jiwa tidak terikat
akannya,..dan tak silau oleh gemerlapnya… ” ILANG
SAMUBARANG NGGEMBOL KADONYAN “.

Ada KEPASRAHAN yang harus di hidupkan yang akan menjadi pertanda bagi kehidupan RAGA dan URIP.Ada KEARIFAN yang akan menyembulkan putik keindahan menyemarakkan kehidupan kesucian di wajah bumi.Ada KESABARAN yang hendaknya dihidupkan ketika sadar perjalanan kehidupan ibarat roda yang senantiasa berputar,dan takkan ada manusia yang terhindar dari gilasannya.Hendaklah
engkau selalu berada di porosnya.Ada DUKA yang menemani SUKA ,ada SUKA yang bersembunyi dibalik DUKA.Inilah dua sisi kehidupan yang hendaknya tidak
diabaikan,karena inilah jiwa masih hidup,ketika disadari keduanya ada dalam SATU ATAP KEHENDAKNYA.Ada KETERLEPASAN yang hendaknya kita kembalikan kepadaNya,ketika sadar perjalanan harus ditempuh,tidak lepas
dari usaha2.Ada PUTIK KEHARUMAN dibalik desah haru kita,menghantarkan
kepada SANG KEKASIH dan menyerahkan sepenuhnya dalam jiwa kehendakNya.

Didalam dirimu terdapat sekuntum TERATAI SUCI ,Sumber kebijaksanaan yang tiada batas.Kembangkanlah Welas asihmu dengan arif,maka kuntum Terataimu akan mekar.Jangan sampaikan kepada dunia…,bahwa jiwamu telah mengetahui apa yang ada dibalik yang nampak,apa yang tersembunyi dikedalaman kalbu,tapi jadilah sebagaimana TERATAI yang tak menyadari keindahannya,dan tetap tinggal di kedalaman kolam.Berhentilah mencari wahai JIWA,…berhentilah mendengarkan dan lalaikan telingamu dari sabda Sang GURU,karena GURU
SEJATI itu kini ada di DIRI kita,…ada dialam semesta ini...Marilah bersamanya dan mengikuti KEHENDAKNYA,…yang ’kan tunjukkan padamu KeagunganNya.Lewat setiap wajah alam raya,…mengikuti Kehendak URIP yang abadi,memberikan pengadilan,…belajarlah darinya…,dari wajah yang dihamparkan olehNya,…wajah yang menyeratakan keheningan ditubuhnya.

Inilah SEJATINYA PERJALANAN,jangan berhenti jika belum merasakan kepedihan dan penderitaan.Jangan berhenti jika
belum merasakan riak gelombang yang menghempaskan tubuhmu….

Menemukan HAKEKAT KEHIDUPAN,ibarat menemukan akar
pohon,lalu menyiram air pada akar itu.TEKUN dalam kesadaran akan URIP,lebih baik daripada sibuk dalam ber angan-angan akan GUSTI~TUHAN...

(Olah Kepribadian Agoeng Deworuci,Malem Sabtu Legi 20/02/2015)

SASTRA JENDRA HAYUNINGRAT PANGRUWATING DIYU

" SASTRA JENDRA HAYUNINGRAT PANGRUWATING DIYU "

Dalam Sandi Sastra :

Ha – Huripku Cahyaning Allah

Na – Nur Hurip cahya wewayangan

Ca – Cipta rasa karsa kwasa

Ra – Rasa kwasa tetunggaling pangreh

Ka – Karsa kwasa kang tanpa karsa lan niat

Da – Dumadi kang kinarti

Ta – Tetep jumeneng ing dzat kang tanpa niat

Sa – Sipat hana kang tanpa wiwit

Wa – Wujud hana tan kena kinira

La – Lali eling wewatesane

Pa – Papan kang tanpa kiblat

Dha – Dhuwur wekasane endhek wiwitane

Ja – Jumbuhing kawula lan Gusti

Ya – Yen rumangsa tanpa karsa

Nya – Nyata tanpa mata ngerti tanpa diwuruki

Ma – Mati bisa bali

Ga – Guru Sejati kang muruki

Ba – Bayu Sejati kang andalani

Tha – Thukul saka niat

Nga – Ngracut busananing manungsa

Sastra Jendra ya sastra harjendra adalah sastra/ilmu yang bersifat rahasia/gaib.Rahasia,karena pada mulanya hanya
diwedarkan hanya kepada orang-orang yang terpilih dan kalangan yang terbatas secara lisan.Gaib,karena ilmu ini diajarkan oleh Guru Sejati lewat Rasa Sejati.Hayuningrat/yuningrat berasal dari kata hayu/rahayu – selamat dan ing rat
yang berarti didunia.Pangruwating Diyu,artinya meruwat,meluluhkan,merubah,memperbaiki sifat-sifat diyu,raksasa,angkara,durjana.Maka Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu maknanya adalah ilmu rahasia keselamatan untuk meruwat sifat-sifat angkara didunia ini,baik dunia mikro dan makro.Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu adalah merupakan
Ilmu yang berasal dari Allah Yang Maha Esa,yang dapat menyelamatkan segala sesuatu.Maka,tiada kawruh/pengetahuan lain lagi yang dapat digapai oleh manusia,yang lebih dalam dan lebih luas melebihi Sastra Jendra Hayuningrat
Pangruwating Diyu,sebab ini adalah merupakan sastra adi luhung atau ilmu luhur yang merupakan ujung akhir dari segala pengetahuan/kawruh kasampurnan sampai saat ini.Makna/kawruh Yang Terkandung Dalam Sandi Sastra Kalau diurut dari atas kebawah,dari Ha sampai Nga,mengandung makna yang sangat dalam dan sangat luas tentang rahasia gumelaring dumadi,atau pambabaring titah,atau rahasia jati diri,asal-usul/terjadinya manusia.Yaitu terciptanya
manusia dari Nur,Cahaya Allah yang bersifat tiga,Tri Tunggal Maha Suci,yang merasuk busana anasir-anasir sebagai wadah,yaitu badan jasmani halusan dan badan jasmani kasar.Apabila diurut terbalik,dari Nga naik sampai Ha,maka inilah “rahasia” jalan rahayu,ya pangruwating diyu,untuk menuju
kesempurnaan hidup kembali kepada sangkan paraning dumadi.Kembali ke asal mula,ke Alam Sejati mencapai persatuan dengan Allah Yang Maha Agung.Jadi,dari Nga sampai Ha,juga
merupakan urut-urutan panembah,dimulai dari badan jasmani
kasar,dimana titik berat kesadaran kemudian harus dialihkan satu tahap demi tahap ke arah asal-mula,ke Alam Sejati.Syarat mutlak agar kita dapat menyadari/ memahami sesuatu hal,adalah membawa kesadaran kita bergerak masuk berada disitu.Fokus/titik berat kesadaran dapat berpindah.Didalam keseharian hidup,kesadaran kita banyak terfokus dialam badan kasar,alam anasir,diluar Alam Sejati.Maka,satu-persatu tahap dari Nga,Tha,Ba dan seterusnya sampai Nga haruslah dilewati untuk memindahkan tingkat kesadaran dari alam kasar/fana/maya menuju Alam Sejati.Sedangkan tahapan pertama yang harus dilalui yaitu Nga,sedemikian rumit dan sulitnya,maka
dapat dibayangkan tidak begitu mudah untuk dapat memindahkan titik berat/focus kesadaran ke Alam Sejati.Namun itulah intinya perjalanan spiritual yang harus kita tempuh.

Secara “garis besar”, Ha-Na-Ca-Ra-Ka-Da-Ta-Sa-Wa-La-Pa-Dha-Ja-Ya-Nya-Ma-Ga-Ba-Tha-Nga......kalau diuraikan adalah sebagai berikut (garis besar saja,karena detailnya begitu luas/multi dimensi tak terkira penuh dengan kawruh kasunyatan sejati yang tak habis diuraikan dalam bahasa kewadagan apalagi tulisan).

Dan dibawah ini adalah garis besar uraian dari sisi spiritualnya guna dipakai sebagai “mile stones” dalam menempuh jalan rahayu untuk dapat kembali ke ”SANGKAN PARANING DUMADI“.

1. Ha – Huripku Cahyaning Allah
(Hidupku adalah Cahaya Allah).Sebelum ada apa-apa,sebelum alam semesta beserta isinya ini tercipta,adalah Sang Hidup ya Allah ya Ingsun yang ada dialam awung-uwung yang tiada awal dan akhir,yaitu alam/kahanan Allah yang masih rahasia/Alam Sejati.Itulah Kerajaan Allah ya Ingsun.Sebelum alam semesta tercipta,Allah berkehendak
menurunkan Roh Suci,ya Cahaya Allah.Ya Cahaya Allah itulah Hidupku,Hidup kita yang Maha Suci.Alam Sejati adalah alam yang tidak mengandung anasir-anasir
(unsur-unsur hawa,api,air dan bumi/tanah) yang berada didalam badan manusia,dimana Cahaya Allah bersemayam.Alam Sejati diselubungi/menyelubungi dua alam beranasir yaitu
halus dan kasar.Dapat pula diartikan,badan manusia berada didalam Alam Sejati.

2. Na – Nur Hurip Cahya wewayangan (Nur Hidup Cahya yang membayang).Hidup merupakan kandang Nur yang memancarkan Cahaya
Kehidupan yang membayang yang merupakan rahasia Allah.Kehidupan yang Maha Mulia.Tri Tunggal Mahasuci berada
dipusat Hidup.Ya itulah Kerajaan Allah.Sang Tritunggal adalah Allah ta’ala/Gusti Allah/Pengeran/Suksma Kawekas,Ingsun/Rasul Sejati/Guru Sejati/Suksma Sejati/Kristus dan Roh Suci/Nur Pepanjer/Nur Muhammad.Diuraikan diatas,bahwa ketiga alam yaitu badan kasar,badan halus dan Alam Sejati,mengambil ruang didalam badan jasmani kasar secara bersamaan.Namun kebanyakan kita manusia tidak atau belum menyadari akan Alam Sejati,atau samar-samar.Nur
Hidup bagaikan cahaya yang samar membayang.

3. Ca – Cipta rasa karsa kwasa (Cipta rasa karsa kuasa).Nur Hidup memberi daya kepada Rasa/Rahsa Jati/Sir,artinya
Cahaya/Nur/Roh Suci menghidupkan Rasa/Rahsa Jati/Sir yang merupakan sumber kuasa.Maka bersifat Maha Wisesa.Rasa/Rahsa Jati/Sir menghidupkan roh/suksma yang mewujudkan adanya cipta.Maka bersifat Maha Kuasa.

4. Ra – Rasa kwasa tetunggaling pangreh (Rasa kuasa akan adanya satu-satunya wujud kendali/yang memerintah).Rasa Sejati yang memberi daya hidup roh/suksma sehingga roh/suksma dapat menguasai nafsu (sedulur lima),sehingga
terjadilah sifat Maha Tinggi.

5. Ka – Karsa kwasa kang tanpa karsa lan niat (Karsa kuasa tanpa didasari oleh kehendak dan niat).Yang mendasari adanya kuasa agung adalah kasih yang tulus,tanpa kehendak,tanpa niat.Pamrihnya hanyalah terciptanya
kasih yang berkuasa memayu hayuning jagad kecil dan jagad agung.

6. Da – Dumadi kang kinarti (Tumitah/menjadi ada/terjadi dengan membawa maksud,rencana dan makna).Ini berkaitan dengan Karsa Allah menciptakan manusia,makhluk lain dan alam semesta beserta isinya yang sesuai dengan Rencana Allah.

7. Ta – Tetep jumeneng ing dzat kang tanpa niat (Tetap berada dalam dzat yang tanpa niat).Dat atau zat tanpa bertempat tinggal,yang merupakan awal mula adalah dat Yang Maha Suci yang bersifat esa,langgeng dan eneng.Hidup sejati kita menyatu dengan dat,ada didalam dat.Maka didalam kehidupan saat ini agar selalu eksis selaras dengan dat Yang Maha Suci,situasi tanpa niat atau mati sajroning urip (mati didalam hidup) dengan kata lain hidup didalam kematian,seyogyanya selalu diupayakan.

8. Sa – Sipat hana kang tanpa wiwit (Sifat ada tanpa awal).Ini adalah sifat Sang Hidup,Allah,di Alam Sejati,tiada awal dan
tiada akhir, “AKUlah alpha dan omega”.Demikian pula “hidup” sejati nya manusia sudah ada sebelumnya,tiada awal mula,bersatu di Alam Sejati yang langgeng,yang merupakan Kerajaan
Allah,ya Sangkan Paraning Dumadi.

9. Wa – Wujud hana tan kena kinira (Wujud ada tiada dapat diuraikan/dijelaskan).Ada nya wujud namun tiada dapat diuraikan dan dijelaskan.Ini
adalah menerangkan keadaan Allah,yang sangat serba samar,tiada rupa,tiada bersuara,bukan lelaki bukan perempuan bukan waria,tiada terlihat,tiada bertempat,dijamah disentuh tiada dapat.Sebelum adanya dunia dan akherat,yang ada adalah Hidup Kita.

10. La – Lali eling wewatesane (Lupa dan Ingat adalah batasannya).Untuk dapat selalu berada didalam jalan hayu/rahayu maka haruslah selalu eling/ingat akan sangkan paraning dumadi dan eling/ingat akan Yang Menitahkan/ Sumber Hidup.Selalu ingat akan tata laku setiap tindak tanduk yang dijalankannya agar
selaras dengan Karsa Allah.Lali/lupa akan menjauhkan dari sangkan paraning dumadi dan menjerumuskan kealam
kegelapan.Contoh lupa adalah bagaikan Begawan Wisrawa dalam menguraikan Sastra Jendra Hayuningrat kepada Dewi
Sukesi.Tak tahan akan goda/ tak kuasa ngracut,mengendalikan nafsu-nafsu keempat saudara,maka sang Begawan kesengsem birahi kepada Dewi Sukesi yang harusnya menjadi menantunya.

11. Pa – Papan kang tanpa kiblat (Papan tak berkiblat).Ini adalah menerangkan Alam Sejati,ya Kerajaan Allah yang tiada dapat diterangkan bagaimana dan dimana orientasinya,bagaikan papan yang tiada utara-selatan-barat-timur-atas-bawah.

12. Dha – Dhuwur wekasane endhek wiwitane (Tinggi/luhur pada akhirnya,rendah pada awalnya).Untuk memperoleh tingkatan luhuring batin menjadi insan sempurna memang tidak dapat seketika,mesti diperoleh setapak-setapak dari bawah.Demikian pula dalam hal ilmu kasampurnan,dalam mencapai tataran ma’rifat tidaklah dapat langsung
meloncat.Untuk bisa mengetahui dan memahami makna Ha,maka haruslah dicapai dari Nga.Sebelum mencapai sembah rasa,haruslah dilalui sembah raga dan sembah kalbu/sembah jiwa terlebih dahulu.Pertama,adalah panembah raga/ kawula terhadap Roh Suci,kedua adalah panembah Roh Suci kepada Guru Sejati,dan terakhir adalah panembah Guru Sejati/Ingsun kepada Allah Yang Maha Agung ya Suksma Kawekas.

13. Ja – Jumbuhing kawula lan Gusti (Bersatunya antara hamba dan Tuan nya).Bersatunya titah dan Yang Menitahkannya.Untuk mencapainya maka kesempurnaan hiduplah yang diupaya yaitu sesuai apa yang dimaksud dalam syahadat.Maka semasa hidup di
mayapada/dunia,bersatunya/sinkronisasi Roh Sejati,Ingsun yang jumeneng pribadi dan busana-busana haruslah terjaga.Bagaikan keris manjing dalam warangkanya dan warangka manjing
didalam keris.Untuk dapat mencapai kesatuan antara kawula dan Gusti maka tuntunan seorang guru yaitu Guru Sejati menjadi dominan.Untuk memperoleh nya maka tidaklah mudah,haruslah dengan disiplin keras bagaikan kerasnya usaha seorang Bima menemukan Dewa Ruci,yaitu wujud Bima dalam ujud yang kecil (manusia telah menemukan AKU nya sendiri) dalam mencari tirta pawitra.

14. Ya – Yen rumangsa tanpa karsa (Kalau merasa tanpa kehendak).Hanya dengan rila/rela,narima,sumarah/pasrah kepada Allah tanpa pamrih lain-lain,namun dorongan karena kasih sajalah yang akhirnya dapat menjadi perekat yang kuat antara asal dan tujuan,sini dan sana.

15. Nya – Nyata tanpa mata ngerti tanpa diwuruki (Melihat tanpa dengan mata,mengerti tanpa diajari).Kalau anugerah Allah telah diterima,maka dapat melihat hal-hal yang kasat mata,karena mata batin telah “terbuka”.Selain itu,kuasa-kuasa agung akan diberikan oleh Allah lewat Guru Sejatinya sendiri ya Suksma Sejatinya,sehingga kegaiban-kegaiban yang merupakan misteri kehidupan dapat dimengertinya dan diselaminya.Mendapatkan ilmu kasampurnan dari dalam sanubarinya,tanpa melalui perantaraan otak/akal.

16. Ma – Mati bisa bali (Mati bisa kembali).Kasih Allah yang luar biasa selalu memberikan ampunan kepada
setiap manusia yang “mati” terjatuh dalam dosa dan salah.Matinya raga atau badan wadag hanyalah matinya keempat
anasir yang tadinya tiada,kembali ketiada.Namun roh yang sifatnya kekal tiada pernah mati,namun kembali ke Alam Sejati ya Kerajaan Allah yang tiada awal dan akhir.Namun,apabila selama hidupnya di mayapada tidak sesuai dengan Karsa Allah,melupakan Allah dan ajaran Guru Sejati,tiada dapat ngracut
busana kamanungsan nya untuk tindakan-tindakan budi luhur,maka tidaklah dapat langsung kembali ke Alam Sejati,namun terperosok ke alam-alam yang tingkatannya lebih rendah sesuai
dengan bobot kesalahannya,atau dititahkan kembali,yang kesemua itu untuk dapat memperbaiki kesalahan-kesalahannya.

17. Ga – Guru Sejati kang muruki (Guru Sejati yang mengajari).Sumber segala sesuatu adalah Allah yang dipancarkan lewat Sang Guru Sejati/Ingsun/Rasul Sejati.Maka hanya kepadaNya lah tuntunan harusnya diperoleh.Petunjuk Guru Sejati hanya dapat didengar dan diterima apabila sudah dapat berhasil
meracut busana kamanungsan nya.Disinilah akan tercapai
guruku ya AKU,muridKU ya aku.

18. Ba – Bayu Sejati kang andalani (Dengan bantuan Bayu Sejati).Daya kekuatan sejati yang merupakan bayangan daya kekuatan Allah lah yang mendorong “pencapaian” tingkat-tingkat yang lebih tinggi atau maksud-maksud spirituil yang berarti.

19. Tha – Thukul saka niat (Tumbuh/muncul dari niat).Niat menuju kearah sangkan paraning dumadi yang didasari
kesucian,tanpa kehendak dan keinginan ataupun pamrih keduniawian.Timbulnya niat suci karena dasarnya adalah cinta/kasih Illahi.

20. Nga – Ngracut busananing manungsa (Merajut/menjalin pakaian-pakaian ke-manusiaan-nya).Busana kamanungsan adalah empat anasir,yang
dimanifestasikan dalam wujud-wujud sedulur empat,serta lima sedulur lainnya.Kesembilan saudara tersebut harus dikuasai,diracut/dijalin dengan memahami kelebihan dan kekurangannya,agar tercapai “iklim” harmoni/balance dalam perjalanan manusia hidup di maya pada ini,yang pada akhirnya tercapailah kesempurnaan hidup..............

(Olah Kepribadian Agoeng Deworuci,Malem Sabtu Legi 20/02/2015)