Jumat, 20 Februari 2015

NGUPADI KASAMPURNANING URIP

"NGUPADI KASAMPURNANING URIP"

Inilah kehidupan spiritual,yang berharap melalui tangan ‘kan menemukan ketercerahan mengulurkan kebaikan keseluruh penjuru semesta.Melalui telinga bisa mendengarkan bisikan
terdalam yang hidup di jiwa alam.Melalui hati menemukan kedamaian.Melalui Mata ‘kan melihat Tuhan yang menyelinap di balik dedaunan dan seluruh wajah semesta alam.

Inilah SYARI’AT yang harus meng-AKAR kuat di jiwa,sebelum batang dan rantingnya mengajak tumbuh mencakar langit.Inilah dasar yang harus dihidupkan,bukannya dilalaikan,bahkan
bukannya hal yang tak lagi dikenal setelah sang wajah mampu menyapa MATAHARI.

Ada BATANG dan RANTING yang menjadi lantaran bagi kehidupan Jiwa,inilah THARIQAT yang harus kita tempuh,jalan
untuk menuju ladang-ladang pendakian yang lebih tinggi.

Ada HIJAU DEDAUNAN yang menampakkan bagi kehidupan akar
dan batang.Ada HAQIQAT yang menjadi ciri dari kehidupan jiwa,setelah syari’at dan thariqat ia jalani.

Dan diatas semua itu,inilah BUNGA KEHARUMAN jiwa,puncak dari semuanya.Inilah MAKRIFAT yang tidak akan tumbuh selain dari akar yang kuat,dari ranting dan batang yang kokoh dan dari hijaunya dedaunan.

Ada KESEDERHANAAN untuk menjaga jarak dengan kehidupan duniawi,untuk menandakan bahwa jiwa tidak terikat
akannya,..dan tak silau oleh gemerlapnya… ” ILANG
SAMUBARANG NGGEMBOL KADONYAN “.

Ada KEPASRAHAN yang harus di hidupkan yang akan menjadi pertanda bagi kehidupan RAGA dan URIP.Ada KEARIFAN yang akan menyembulkan putik keindahan menyemarakkan kehidupan kesucian di wajah bumi.Ada KESABARAN yang hendaknya dihidupkan ketika sadar perjalanan kehidupan ibarat roda yang senantiasa berputar,dan takkan ada manusia yang terhindar dari gilasannya.Hendaklah
engkau selalu berada di porosnya.Ada DUKA yang menemani SUKA ,ada SUKA yang bersembunyi dibalik DUKA.Inilah dua sisi kehidupan yang hendaknya tidak
diabaikan,karena inilah jiwa masih hidup,ketika disadari keduanya ada dalam SATU ATAP KEHENDAKNYA.Ada KETERLEPASAN yang hendaknya kita kembalikan kepadaNya,ketika sadar perjalanan harus ditempuh,tidak lepas
dari usaha2.Ada PUTIK KEHARUMAN dibalik desah haru kita,menghantarkan
kepada SANG KEKASIH dan menyerahkan sepenuhnya dalam jiwa kehendakNya.

Didalam dirimu terdapat sekuntum TERATAI SUCI ,Sumber kebijaksanaan yang tiada batas.Kembangkanlah Welas asihmu dengan arif,maka kuntum Terataimu akan mekar.Jangan sampaikan kepada dunia…,bahwa jiwamu telah mengetahui apa yang ada dibalik yang nampak,apa yang tersembunyi dikedalaman kalbu,tapi jadilah sebagaimana TERATAI yang tak menyadari keindahannya,dan tetap tinggal di kedalaman kolam.Berhentilah mencari wahai JIWA,…berhentilah mendengarkan dan lalaikan telingamu dari sabda Sang GURU,karena GURU
SEJATI itu kini ada di DIRI kita,…ada dialam semesta ini...Marilah bersamanya dan mengikuti KEHENDAKNYA,…yang ’kan tunjukkan padamu KeagunganNya.Lewat setiap wajah alam raya,…mengikuti Kehendak URIP yang abadi,memberikan pengadilan,…belajarlah darinya…,dari wajah yang dihamparkan olehNya,…wajah yang menyeratakan keheningan ditubuhnya.

Inilah SEJATINYA PERJALANAN,jangan berhenti jika belum merasakan kepedihan dan penderitaan.Jangan berhenti jika
belum merasakan riak gelombang yang menghempaskan tubuhmu….

Menemukan HAKEKAT KEHIDUPAN,ibarat menemukan akar
pohon,lalu menyiram air pada akar itu.TEKUN dalam kesadaran akan URIP,lebih baik daripada sibuk dalam ber angan-angan akan GUSTI~TUHAN...

(Olah Kepribadian Agoeng Deworuci,Malem Sabtu Legi 20/02/2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar